Welcome to Rahmat Documents

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya!
Semoga info yang ada Bermanfaat bagi anda





KLIK disiNI JUga yah!!!!!

Rabu, 11 November 2009

PERKEMBANGAN DEWASA PERTENGAHAN

A. Menyiapkan Anak Yang Berbakat Remaja Menjadi Dewasa Yang Hangat Dan Bahagia.
Usaha oran tua agar dapat menyipakan anak remaja menjaddi dewasa yang hangat dalah :
1. Kaitannya dengan pertumbuhan fisik anak
Anak diperlakukan dengan baik disertai dengan lingkungan yang memungkin kan anak hidup sehat. Pengetahuan orang tua tentang kesehatan danak dan gizi anak sangat diperlukan pada tahapan ini. Termasuk perlunya memahami kebutuha anak untuk istirahat bermain dan belajar. Peraturan-peraturan disesuaikan dengan pertumbuhan dan kebutuhan anak
2. Dalam kaitanya dengan perkembangan sosial
Pergaulan adalah juga suatu kebutuhan untuk memperkembangkan aspek sosial anak. Sehingga ia tidak cangung menghadapi mas dewasa yang kan datang.
Seorang anak membutuhkan orang lain untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya baik sengaja maupun tidak sengaja dan langsung maupun tak langsung. Peniruan menjadi salah ssatu faktor yang sering terjadi dalam proses pembentukan kepribadian anak. Orang tua wajib memperhatikan dengan siapa atu denga kelompok apa nak bergaul. Dan yang tak kalah pentinga nya untuk membemtuk kepribadian anak dalah hubungan anak dannn orang tua yang harmonis.
3. Dalam kaitn nya dengan perkembagan mental.
Komunikasi verbal antara orang tua dan anak. Khususnya pda tahun pertama adankj menuju dewasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan mental anak.
Sebagai orang tua hendaknya menciptakan suasana yang memungkin kan peryumbuahn mental anak menuju dewa sa menjadi berkembanhg dengan baik termasuk perkembangan kognitif, dan skolastik anak. Penyeiana fasilitas perlu diperhatiakan tetepi tidak berlebihan
4. Dalam kaitanya dengan pengembangan rohani
Denagn menananam kan nilai nilai agam a kepda anak dengan cara melakukan kegiatan rohani seperti mengaji, shalat, dan melakukan bimbingan sesuai dengan kitap suci dan agam a masing-masing.

Usah orang tu yang tak kalah pentingnya lagi adalah:
a. Perlu menciptakan Susana baik dalam keluarga, jauh deri ketegngan emosi, jauh dri ucapan yangberhubungan dengan kalimat mencemooh, melecehkan dan menimbulkan suasan benci, kesal dan bermushan, dan sebaliknya keadaan yang penuh kasih sayang, perdamaain.
b. Perlunya dilakukan pendekatan pribadi.
c. Perlunya memperhatikan prinsip ulangan untuk memperkuat sesuatu agar kelak mantap sebagai bahagian dari kepribadianya
d. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak kerena faktor imitasi .
B. Mengisi Waktu Senggang
Sebagai orang dewasa tidak hanya harus bekerja dengan baik tetapi juga perlu bgai mana bersenang-senang dan menikmati hidup
Aristoteles mengenali pentingnya waktu luang delam kehidupan, bahkan menekankan bahwa kita seharusnya tidak hanya bekerja dengan baik tetapi mengunakan waktu luang dengan baik. Ia pun mengambarkan wakyu luang sebagai hal yang lebih baik, karena hal ini dalah akhir kerja.
Waktu luang merupakan aspek yang khusus dari masa dewasa tengah, karena perubahan pengalaman beberapa individu pada titik yang berbeda dalam lingkaran hidup oranng dewasa. Perubahan mmeliputi, fisik, perubahan denngan pasangan dan anak-anak dan perubahan karir.
Waktu luang (leisure) merujuk pada waktu yang menyenangkan setelah bekerja ketika individu bebas untuk mengikuti aktivitas dan keinginan yang mereka pilih sendiri. Salah satu tema pokok penelitian pada waktu luang adalah meningkatnya ketergantungan pada televisi melebihi bentuk lain dari media massa sebagai sebuah bentuk hiburan. Olah raga juga bagian yang integral dari aktivitas-aktivitas waktu luang nasional, baik melalui keterlibatan langsung atau sebagai penonton. Beberapa ahli perkembangan percaya bahwa masa dewasa tengah adalah waktu dari pertanyaan bagaimana waktu seharusnya dihabiskan dan menetapkan prioritas (Gould,1978).
Waktu luang mungkin merupakan aspek penting yang khusus dari masa dewasa tengah, karena perubahan pengalaman beberapa individu pada titik ini berada dalam lingkaran kehidupan orang dewasa. Perubahan meliputi perubahan fisik, perubahan hubungan dengan pasangan dan anak-anak, dan perubahan karir. Bagi banyak individu, masa dewasa tengah adalah saat pertama kali dalam hidup ketika mereka memiliki kesempatan mengembangkan minat mereka.
Orang dewasa pada paruh kehidupan perlu mulai menyiapkan masa pensiun baik secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang pada masa dewasa tengah adalah bagian yang penting dari persiapan ini. Jika seorang dewasa mengembangkan aktivitas-aktivitas waktu luang yang dapat dilanjutkan sampai pensiun, peralihan dari kerja ke pensiun mungkin tidak terlalu menyebabkan stress.

Maasa dewasa tenggah adalah waktu ketika aktivitas waktu luang diasumsikan sangat penting. Waktu luang merupakan aspek penting yang khusus dari masa dewasa tenggah kerena perubahan-perubahan beberapa individu pada titik yang berbeda.
Bagi banyak inividu perubahan dewasa tenggah adalah saat pertama kalinya mereka dapat mengembangkan dirinya dan bakat yang dimilikinya.


RUJUKAN
http://www.Psikomedia.com/dewasa waktu luang.htm/ .
Prof. Dr . Singgih D Gunarsa199. Psikologi praktis anak. Remaja dan keluarga. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta

Minggu, 01 November 2009

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN

A. Keterkaitan psikologi dan pendidikan
1. Pengertian psikologi dan pendidikan.
Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau prilaku individu itu seendiri . dimana tingkah laku tersebut akan terliaha dari latar belakang dan pengalaman pengalaman individu ada bermacam-macam pengertian psikologi antara yang satu dengan yang lain berbeda yaitu dalam buku Drs. M. Dalyono. 2005 yaitu:
a. Psikologi dalah ilmu mengenai kehidupan mental (the selenee of mental life)
b. Psikologi adalah ilmu mengenai fikiran (the science of mind)
c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of bahavior)
menurut crow and crow memberikan batasan tentang psikologi sebagai berikut:
“psychology is the study of human behaviore an human relationship”
Dari pernyatan tersebut bahwa yang dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia yakni manusia dengan dunia sekitar.
Adapun mengenai pendidikan berasal dari kata didik mendapat awalan “me” seehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberikan latihan. Dalam memelihara atau member latihan diperlukan adanya adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan menurut kamus bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tingkahlaku seseorang dalam sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya mengajar.
Jadi psikologi pendidikan adalah sebuah sub disiplin ilmu psikologiyang berkaitan dengan teori-teori dann masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal seebagai berikut:
1. Penerapan prinsip belajar dikelas.
2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi bakat kemampuan
4. Sosialisasi proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
5. Penyelengaraan pendidikan keguruan.
Jadi kita dapat menarik kesimpula bahwa keterkaitan psikologi degan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku individu dimana tngkah laku individu terrsebut akan dibimbing dan diarahkan dalam proses pendidikan, contohnya belajar pembelajaran
Karena psikologi pendidikan adalah ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan penerapan prinsip-prinsip dann teknik psikologi kedalam pendidikan maka dlamruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topic psikologi yang erat hubunganya dngan pendidikan.
2. Pengertian pendidikan dan belajar
1. Pendidikan adalah bahwa dalam pasal I ayat I UU NO20/ 2003: SPN yang berbunyi bahwa pendidikan adlah usaha sadar dan terencana untuk mewudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat.
2. Menurut Drikarya mengemukakan ada 3 rumusan yang masing-masing rumusan itu berdasarkan aspek-aspek yang melatar belakangi pemikirannya yaitu:
a. Rumusan pertama; pemanusian dimana pendidik adann anak didik memanusiakan diri.
b. Rumusa kedua; memasukan anak keddalam akr budaya.
c. Rumusan ke tiga bahwa nilai-nilai hidup manusia pada prinsipnya melaksanakan nilai-nilai
3. Menurut Khihajar dewantara
Pendidikan adalah daya upapa untuk memajukan pertumbuhanya budi pekerti, pikiran, dan taman siswa, tidak dapat dipisah-pisahkan dibahagian-bahagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak, yang kita didik selaras dengan dunianya.


3.Belajar
Belajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu yang baru dengan mengunakan berbagai cara atau proses. Pengertian lain mengatakan bahwa belajar adalah key tem yang paling fital dalamusaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesunguhnya tidak pernah ada pendidkan.
Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan seekelompok umat manusia ditengah perrsaingan manusia yang semakin ketat.
Ditinjau dari tujuan belajar belajar adalah:
a. Mengadakan perubahan didalam diri antara laintingkah laku
b. Mengubah kebiasaan diri yang buruk menjadi baik
c. Dapat merubah keterampilan.
d. Menambah pengetahuan dalam berbagai ilmu.
Proses dan fase belajar terdiri dari:
1. Fase motivasi.
2. Fase konsentrasi.
3. Fase mengolah.
4. Fase dimasukan dalam ingatan.
5. Fase mengenali dlam ingatan.
6. Fase generalisasi.
7. Fase memberikan perstasi.
8. Fase umpan balik

GURU, PEMBELAJARAN, DAN KELAS

A. Sejarah
Pada awalnya kita sudah mengetahui bahwa psikologi pendidikkkan adalah sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi.
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses dengan pendayagunaan kognitif.
5. Penyelengaraan pendidikan keguruan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang memuasatkan dirinya pada penemuan dan penerapan prinsip-prinsip dan teknik psikologi dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topic psikologi yang erat hubunganya dengan psikologi penddikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikandalam pasal I ayat I UU NO.20/ 2003. SPN yang berbunyi:
“bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa dan Negara”
B. Guru.
Guru adalah seseorang pendidik dimana peran sebagai seorang guru adalah sesuai dengan pendidikan dalam pasal I ayat I yang tujuan utamanya adalah mengembangkan semua potensi yang ada pada peserta didik contohmengembangkan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia serta keterampilan yang berlaku dimasyarakat.
Peran guru dalam lapangan pendidikan adalah merubah tingkah laku negative peserta didik menjadi prilaku positif dan semua itu tidak terlepas dari ajaran pendidikan.
Menurut Drikarja ada beberapa perumusan dan peumusan ini erat kaitanya bagi seorang guru.
1. Pemanusiaan dimana pendidikan memanusiakan dan anak didik memanusiakn diri.
2. Memasukan anak dalam akar budaya.
3. Bahwa nilai hidup manusia padada prinsipnya merupakan pelaksanaan nilai-nilai
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang guru sangat berperan atau sangat dituntut untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Dan seterusnya seorang guru setidak-tidaknya sebelum proses pembelajaran dimulai, mengetahui dulu apakah peseerta didik sudah siap belajar atau tidak.
Menjadikan seseorang guru yang professional yang sangat didambakan oleh pesrta didik adalah “periang, suka berteman, emosi matang, jujur, iklas, dapat dipercaya, seehat mental, dapat menyesuaikan diri, pribadi yang kuat, dan memiliki otoritas.” Seseorang guru yang teladan mampu memiliki ciri adanya rasa pengakuan dan penerimaan, kasih sayang, dan kelembutan, keteladanan, penguatan dan memberikan penegasan yang sifatnya mendidik.
Figur guru Otoritatif(bukan otoriter)
1. Menjaga dan menegakan aturan.
2. Aktif menjalankan tugas,
3. Dapat menjalankan dengan baik
4. Menarik dan tidak membosankan,
5. Adil, taat asas, tidak pilih kasih.
6. Enak diajak berrteman, sopan dalam berbicara,lembut dapat tertawa.
C. Pembelajaran dan kelas.
Pembelajaran adalah seseorang guru menyampaikan materi kepada anak didik dalam proses pembelajaran tidak hanya melakukan proses belajar hanya satu titik saja, ada guru memberikan proses pembelajaanya seperti diskusi, mengadakan Tanya jawab, menulis inti materi yang disampaikan dipapan tulis dan lain-lain.
Kelas adalah salah satu prasarana tempat belajar, dan didalam proses pembelajaran didalam kelas seseorang guru harus mampu melakukan suatu tindakan tegas yang sifatnya mendidik, maksudnya tidak memberrikan hukuman pada anak didik tetapi meberrikan penegasan yang sifatnya mendidik. Guru harus bisa memberikan suatu motivasi kepada peserta didik agar proses pembalajaran didalam kelas dapat berjalan dnegan seoptimal mungkin.

Sumber:
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rajawali.

PSIKOLOGI BELAJAR

A. Defenisi belajar.
Ada beberapa defenis belajar menurul para ahli yaitu:
1. Hilgar dan Bawer
Belajar dengan hubungan berubahnya tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan karena pengalamanya yang berulang ulang dalam situasi itu. Dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseeorang.
2. Eagane.
Belajar itu adalah terjadi bila suatu stimulus bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu.
3. Morgan.
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
4. Witherrington.
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyalakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa keceakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dari deefenisi diatas dapat kita tarik kesimpualan bahwa:
1) Bealajar itu membawa perubahan,
2) Belajar dapat memberikan kecakapan baru.
3) Belajar itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sunguh-sunguh, dengan sistematis mendayakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental seta dana , panca indera, otak dan anggota tubuh lainya. Demikian pula aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya, yang bertujauan mengadakan peubahan dalam arti seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampialn dan sebagianya.

B. Perbadaan kwalitatif dalam belajar
Secara kwalitatif (ditinjau dari sudut jumlah)belajar berarti kegiatan pengisisn atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara instusional (ditinjau dari kelembagaan) belajr dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar akan semakin baik pula mutu peroleh siswa.
Dari dari defenisi defenisi belajar tadi dapat ditemukan adanya beberapa element yang penting yang menarik pengertian tentang yaitu:
1. Belajar merupakasn suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap. Harus merupakan akhir dapat pada sesuatu periode waktu yang cukup panjang.
4. Tingkah laku yang mentengelami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, pemecahan suatu masalah berfikir, keterampilan, kecakapan, kebisaan, sikap.
C. Tujuan pembelajaran
Kegiatan belajar adalah sesuatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru sama-sama mengungkapkan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal. Belajar merupakan hal yang kompleks. Dipandang dari dua subjek dari siswa dan guru.
Tujuan pembelajaran tersebut merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan guru, yang mana sasaran belajar itu merupakan tujuan bagi siswa yaitu:
1. Belajar bertujuan mengadakan perrubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
2. Belajar berrtujuan mengubah kebiasaan
3. Dengan belajar merubahan keterampilan.
4. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
D. Tipologi belajar
1. Keterampilan sensorik
Yaitu tindakan yang bersifat otomatis eehingga kegiatan lain yang telah dipelajari dapat dilaksanakan secara tanpa saling menganggu.
2. Belajar Asosiasi .
Dimana aturan tertentu berhubungan sedemikia rupa terhadap objek-objek, konsep konsep. Sehingga ketika kita menyebut yang satu cenderung untuk teringat yang lain.
3. Keterampilan pengamatan mekanis.
Kategori belajar ini menghubungkan belajar sensik motorik dengan belajar asosiasi.
4. Belajar konseptual.
Adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi atau kondisi-kondisi tertentu.
5. Cita-cita dan sikap
Belakar cita-cita dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah didunia yang besar adalah sulitnya orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda memiliki rasa laing pengertian antara yang satu dengan yang lainya.
6. Belajar memecahkan masalah.
Pemecahan masalah dipandang untuk beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respon tidak bergantung pada kemampuan ide-ide, abstrak-abstrak, mengunakan aspek-aspek dan perubahan-perubahan dari belajar tertentu. Melihat perbedaan yang kecil dan memproyeksikan dari remaja yang akan dating.




Sumber:
Ngaliom Purwanto, 1990. Psikologi pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Sumadi Suryabrata, 1971. Psikologi pendidikan. Yogyakarta. PT Raja Grafindo.
Muhibbin. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

PENDEKATAN PRILAKU DALAM BELAJAR

A. Kondisioning klasik dan kondisioning peran Behavioristik.
Belajar dalam teori ini adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, atau belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai interraksi antara stimulus dan respon.
B. John B Watson
Menurut thordik Watson bahwa adanya stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang bisa diamati atau perubahan mental yang mungkin terrjadi dalam belajar dan mengabungnya sebagai faktor yang tdak perlu diketahui.
C. Edward L. Thordike
Menurut thordike belajar adalah proses interaksi antara stimulus (piukiram, perasaan, atau gerakan) dan respon (bisa berentuk pikiran perasaan atau gerakan) bahwa perubahan tingkahlaku itu berupa sesuatu yang kongrit (dapat diamati) atau non kongrit (yang tidak dapat diamati)
D. Teori belajar sosial
Belajar sosial adalah belajar dengan adanya interaksi antara individudengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok(belajr denga peniruan tingkah laku)
Menurut teoti belajar sisoal hal yang amat penting adalah kemapuan individu untuk mengambil intisari informasi dari tingkah laku orang lain. Memutuskan tingkah laku mana yang kan diambil.
Asumsi dasar teori ini adalah:
1. Hakekat belajar dalam latar alami
2. Hubungan belajar dengan lingkungan.
3. Defenisi dari apa yan dipelajari
Hakiakat belajar menurut teori belajar sosial bandura bermulai dari belajar imitatif. Tingkah laku dan lingkungan itu dapat diubah dan tak satupun merupakan penentuan utama dari terjadinya perubahan tingkah laku.
Bandura berpendapat bahwa paham belajar sosial orang tidak didorong tetapi dari adanya stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan dan timbulnya respon dari individu.
Bagan Hubungan Segita Antara lingkungan
Faktor Pribadi, dan tingkah laku



E. Konstruktivitis
bahwa belajar dari pengalaman yang dialami oleh individu, kemudian dari pengalaman itu individu bisa mencari merangkai dari beberapa pengalaman tersebut sehingga bisa diambil suatu generalisasi. Para ahli konstuktivis berpandangan bahwa pengetahuan dipandang sebagai suatu proses pembentukan yang terus menerus berkembang dan berobah,
F. Psikologi Humanistik.
Belajar humanistic yaitu belajar yang timbul atas kemanusiaan itu sendiri/ dari pengalaman, kemauan dari individu tanpa adanya stimulus dan respon. Teori ini menekanakan kepada pentingnya isi dari proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Aplikasinya adalah menetukan tujuan instruksional menentukan materi pelajaran, mengidentifikasi entry behavior siswa. Mendisai wahana, membinmbing siswa belajar aktif dan lain-lain.

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PENDIDIKAN

Proses perkembangan dengan prosees bejar mengajara yang dikelola para guru terdapat benag merah yang mengikat kedua prosees tersebut. Salah satunya kesulian yang dialami para guru dalam semua jenjang pedidikan adalah menghayati makna nyan dalam mengenai hubungan perkembangan khususnya ranah kognitif dengan proses belajar mengajar yang menjadi tanggung jawabnya.
Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kesiswaan yang bekeudukan pada otak, dalam prespektif psikologis kognitif adalah sumber seekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainya, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan seedemikian rupa agar ranah kognitif siswa datap berfungsi secara posif dan bertanggung jawab dalam arti tidak menimbulkan nafsu serakah, dan kedustaan yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri saja tetapi juga merugikan orang lain.
Tanpa kognitif, sulit dibayangkan seseorang sisiwa dapat berfikir selanjutnya, tanpa kemapuan berfikir, mustahil siswa dapat memahami dan meakini kaedah materi pelajaran yang disajikan kepadanya.
Dalam upaya pengembangan kognitif siswa secara terarah baik oleh orang tua, maupun oleh guru sangat penting. Upaya pengembangan funsis ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya pada pengembangan ranah afektif, dan psikomotor.
Tanpa pengembangan strategi belajar dalam penyampaian strategi pembelajaran siswa akan sulit diharapkan mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
Prefensi kognitif yang perrtama ada umumnya timbul karena dorongan luar yang menyebabkan siswa berangapan bahwa belajar hanya seebagai alat atau menceah ketidak lulusan atau ketidak naikan. Sebaliknya prefensi kognitif yang kedua biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri siswa sendiri dalam arti siswa tersebut memmang membutuhkan materi pelajaran yang disajikan gurunya.
Guru juga dituntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan mengunakan pengetahuan yang dimilikinya terhadap pesan moral dan nilai yang terkandung dalampengetahuaan.

Rujukan: Soemanto wasty, 1983. Psikologi Pendidikan. Malang. Rineka cipta.