Welcome to Rahmat Documents

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya!
Semoga info yang ada Bermanfaat bagi anda





KLIK disiNI JUga yah!!!!!

Sabtu, 08 Agustus 2009

SPEKTRUM PROFESI KONSELING

SPEKTRUM PROFESI KONSELING

Wawasan Bimbingan Konseling
1. Paradigma bimbingan dan konseling
Merupakan bantuan psiko paedagogfi dalam bingkai budaya. Maksudnya bantuan bimbingan dan konseling ini diebrikan multi siplinafibasic yaitu menggunakan banyak ilmu yang terkait dengan manusia karena bimbingan konseling terkait dengan manusia antara manusia, oleh manusia dan untuk kesejahteraan manusia.
2. Visi bimbingan dan konseling
Merupakan terwujudnya kehidupan kemanusaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, bahagia dan mandiri.
VISI BIMBINGAN
1. Bimbingan dan konseling merupakan komponen system pendidikan yang berorientasi kepada upoaya pengembangan potensi, kompetensi atau tugas-tugas perkembangan peserta didik (mahasiswa) secara optimal.
2. Penyelenggaraan program bimbingan dan konseling merujuk kepada norma-norma idealis-filosofis, konseptual dan praktis.
3. Program bimbingan merupakan komponen terpadu dengan program pendidikan secara keseluruhan.
4. Program bimbingan dan konseling diorientasikan kepada pengembangan pribadi mahasiswa yang berkemampuan belajar sepanjang hayat dan berorientasi secara sehat dan benar dalam lingkungannya.
3. Misi bimbingan dan konseling
a. Misi pendidikan
Merupakan perseta didik dan warga masyarakat melalui pengembangan prilaku efektif normative dalam kehidupan keseharian dan terkait dengan masa depan. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Guru, dosen, konselor, pameng belajar, widia suara, tutur, instruktur dan fasilitator.
b. Misi pengembangan
Merupakan memfasilitasi perkembangan individu di dalam suatu pendidikan formal dan non formal, keluarga, isntansi, dunia usaha, dunia industry dan kelembagaan masyarakat lainnya. Kearah per kemabngan optimal melalui strategi upaya perkembangan individu, lingkungan belajar, dan lingkungan lainnya serta kondisi tertentu sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat.
c. Misi pengentasan masalah
Merupakan proses membantu dan memfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan efektif sehari-hari.

4. Bidang bimbingan dan konseling
1. Bidang bimbingan, pribadi social
Dalam bidang ini, membantu sisiwa menentukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membatu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur.
Bimbingan pribadi social berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi penumulan-pengumulan.
2. Bidang bimbingan belajar
Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara yang tepat, dalam memeilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar dia suatu institusi pendidikan.
Kekeliruan dalam memili program studi di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dapat membawa akibat fatal bagi kehidupan seseorang.
Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul kesulitan (W.S. Winkel, 1991 : 125-126)
3. Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier, membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier seperti :
a. Pemantapan pemahaman dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karier.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi.

5. Kegiatan bimbingan dan konseling
1. Kegiatan Akademis
- Membantu mahasiswa menyusun rencana kegaitan belajarnya, membantu mahasiswa dalam memilih mata kuliah setiap setiap semester.
- Membantu perkembangan prestasi mahsiswa dengan menyusun pertemuan per kala
- Mambantu mahasiswa dalam memahami peraturan-peraturan akademi
- Membantu menyelesaikan masalah-masalah akademis yang dihadapi mahasiswa.
2. Kegiatan non-akademis
- Membantu mahasiswa menyelesaikan hambatan-hambatan dalam sosialisasi
- Membantu mahasiswa dalm mengatasi masalah-masalah fisik dan psikis.
- Membantu menyelesaikan diri dengan lingkungan/ kehidupan kampus
- Member nasehat terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa.
6. Kode etik
1. Umum
a. Mengingat adanya keragaman keanggotaan dalam ikatan
b. Dengan masuk ikatan
c. Anggota sebagai pribadi selalu menilai perilaku-perilaku dan sikap-saikapnya
d. Anggot sebagai warga masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila
e. Anggota menyadari kedudukannya sebagai pendidik.
f. Dalam hubungannya dengan orang lain dari lain jenis kelamin
g. Dalam pergaulan dengan orang atau individu yang ditanganinya.
h. Dalam pelaksanaan tugas layanan di bidang bimbingan konseling
i. Dalam pergaulan umum dan khususnya dalam menjalankan tugas layanan bantuan
j. Dalam memberikan keterangan anggota memastikan bahwa keterangan itu cermat, dapat dipercaya objektif.
2. Konseling
Anggota ikatan yang menjalankan tugas bantuan khusus berupa layanan konseling harus mematuhi kode etik yang berlaku bagi konselor seperti yang Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang bertujuan memajukan kesejahteraan rohaninya, menjadi kerahasiaan data atau keterangan mengenai klien dan mengungkapkan diri klien tidak membeda-bedakan klien
3. Hubungan dengan rekan sejawat
Dalam hubungan dengan rekan sejawat atau orang lain, anggota ikatan atau bukan, anggotakan menjauhkan diri dari ucapan-ucapan yang menjelek-jelekkan nama baik rekan sejawat lain, anggota atau tidak.
4. Konsultasi
1. Anggota meminta bantuan konsultasi kepada rekan sejawat, dan dengan senang hati menerima uluran bantuan konsultasi dari rekan sejawat.
2. Anggota dengan senang memberikan konsultasi professional kalau diminta oleh rekan sejawat, baik anggota maupun bukan.
5. Hubungan dengan lembaga
1. Kalau anggota bekerja dalam satu lembaga maka ia menjalankan tugasnya dengan baik.
2. Kalau anggota bekerja di suatu lembaga maka pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan tugasnya.
6. Testing
Anggota ikatan yang menjalankan tes atau menggunakan alat pengukuran psikologis pada umumnya harus mematuhi ketentuan kode etik yang dikeluarkan IPBI untuk konselor
7. Penelitian (Riset)
Anggota ikatan melakukan penelitian, dan penelitian itu mengunakan orang sebagai subjeknya, maka ia mematuhi ketentuan etika yang berlaku pada intinya adalah bahwa ia mengusahakan agar subjek tidak dirugikan atau dalam bahaya atau mengalami cidera.
8. Publikasi
Dalam mempublikasikan hasil karya tulisnya, termasuk hasil karya penelitian, anggota, selalu memperhatikan ketentuan teknis dan etis yang berlaku didalam pembuatan karya tulis dan penerbitannya serta mengusahakan sejauh mungkin bagi tercapainya taraf mutu yang tinggi.

7. Pengertian Bimbingan dan konseling
Merupakan proses sinerjik untuk mengobtimalkan energy sumber daya manusia pada diri klien dalam rangka pengmebangan dan pemecahan masalah yang bertujuan membantu individu mengembangkan diri secara obtimal sesuai dengan potensi perkembangan diri dan tuntutan lingkungan.




8. Tujuan bimbingan dan konseling
a. Menurut Hamrin dan Clifford (dalam Jones, 1956)
Untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.
b. Menurut Bradshow (dalam Mc Daniel, 1956)
Untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan
c. Menurut Tiendenian (dalam Bernard dan Fullmer, 1969)
Untuk membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja.

9. Fungsi bimbingan konseling
Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan dan manfaat atau keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman
Dalam fungsi pemahaman, kegunaan, manfaat atau keuntungan-keuntungan dapat diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pemahaman-pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh layanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien.
b. Fungsi pencegahan
Upaya pencegahan sebagai sesuatu yang baik dan perlu dilaksanakan bagi konselor professional yang misi tugasnya di penuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu.
c. Fungsi pengetasan
Upaya pengetasan masalha pada dasarnya dilakukan secara peronrangan sebab setiap masalah adalah unit disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah. Konselor perlu kesediaan bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beraneka ragam.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai dalam lingkungan yang baik. Lingkungan fisik, social, dan budaya harus dipelihara dan sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk kepentingan individu dan orang lain.

10. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah indvidu-individu baik secara perorangan maupun kelompok
b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu yaitu factor positif dan factor negative
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan secara insedental maupun terprogram
Pelayanan insendental merupakan pelayanan konser yang sedang menjalankan praktek-pratek pribadi.
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik bersifat incidental maupun terprogram) di mulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan yang dilaksanakan oleh konselor professional.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah
Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik.

11. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas-asas kerahasian
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain kecuali atas izin klien
b. Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan baik dari pihak klien maupun dari pihak konselor
c. Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konselor sangat diperlukan suansana keterbukaan, baik keterbukaan di konselor maupun keterbukaan di klien.
d. Asas kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di masa yang akan dating.
e. Asas kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan klien dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.
f. Asas kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
g. Asas kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
h. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian klien yang keadaannya tidka seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
i. Asas kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku
Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling
j. Asas keahlian
Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yagn memadai.
k. Asas ahli tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas ahli tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu yang bersangkutan
l. Asas tutwuri handayani
Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dank lien
12. Landasan bimbingan dan konseling
a. Landasan filosofis
Kata filosofi atau filosof berasal dari bahasa yunani : Philos berarti cinta, dan shopos berarti bijaksana.
Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan
Pemikiran yang paling dalam, paling luas, paling tinggi dan paling tuntas itu mengarah kepada pemahaman tentang hakikat sesuatu. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Landasan Religius
Dalam landasan religious bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok, yaitu,
• Keyakinan bahwa dan seluruh alam semesta adalah makluk Tuhan.
• Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
• Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal dan suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan tekonologi) serta kemasyarakatan.
c. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologi dalam bimbingan adan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien)
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai yaitu:
1. Motif dan motivasi
2. Pembawaan dasar dan lingkungan
3. Perkembangan individu
4. Belajar, balikan dan penguatan
5. Kepribadian

d. Landasan social budaya
Sebagai manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan social mereka. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai norma social maupun pandangan hidup yang terpadu dalam system budaya yang berfungsi sebagai rujukan sesungguhnya merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama (Budhi Santosa, 1992) yaitu sisi generasi tua sebagai pewaris dari generasi muda sebagai penerus.
e. Landasan ilmiah dan teknologis
Kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar ilmuwan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
1. Keilmuwan bimbingan dan konseling
Merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematik
Pelayanan bimbingan dan konseling menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan, dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (Mc Daniel, 1956)

2. Perang ilmu dan teknologi dalam bimbingan dan konseling multireferensial, artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Psikologi ilmu pendidikan dan filsafat memberikan sumbangan yang besar kepada bimbingan dan konseling. Sosiologi memberikan pemahaman tentang peranan individu dalam fungsinya masyarakat keluarga, interaksi antar individu.
Gabungan antara sosiologi antropologi dan kebudayaan memberikan pemahaman tentang kondisi antara sosiologi dan ilmu ekonomi memberikan pemahaman tentang latar belakang antropologi dan kebudayaan tentang social budaya klien, ilmu-ilmu kemasyarakatan dan lingkungan memberikan pemahaman tentang interaksi timbale balik antara individu dan lingkungan.
3. Pengembangan bimbingan dan konseling melalui penelitian
Perkembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling dapat dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, dan praktek-praktek ialah hasil penelitian dilapangan
Penelitian adalah jiwa dari perkembangan ilmu dan teknologi apabila pelayanan bimbingan dan konseling diinginkan untuk berkembang dan maju, maka penelitian dan aspek yang diteliti harus terus-menerus dilakukan. Tanpa penelitian pertumbuhan pelayanan bimbingan dan konseling akan mandul dan steril.

f. Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan. Demikianlah proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normatif

Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling
A. Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilaukan untuk memperkenalkan siswa baru dan seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
1. Layanan orientasi disekolah
a. Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi, dan memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
b. Murid-murid mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah
c. Anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama.
2. Metode layanan orientasi sekolah
a. Kunjungan ke sekolah dasar pemasok
b. Kunjungan ke SLTP pemesan
c. Malam pertemuan dengan ortu
d. Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru
e. Mengunjungi kelas
f. Memanfaatkan siswa senior
3. Layanan oreintasi diluar sekolah
Individu-individu yang memasuki lingkungan baru di luar (seperti pegawai baru, anggota baru organisasi, bekas narapidana yang kembali kemasyarakat, pengantin baru). Orientasi itu proses penyesuaian diri dengan penyesuaian diri dan penyesuaian diri kembali akan memperoleh sokongan yang amat berarti

B. Layanan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman layanan bimbingan dan konseling
Layanan orientasi dan informasi akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan permasalahan individu.
1. Jenis-jenis informasi
- Informasi pendidikan
- Informasi jabatan
- Informasi social budaya
2. Metode layanan informasi di sekolah
- Ceramah
- Diskusi
- Karyawisata
- Buku panduan
- Konferensi karier
3. Layanan informasi diluar sekolah
Cara-cara penyajian informasi kepada masyarakat, sebagaimana cara-cara penyajian orientasi, juga amat tergantung pada jenis informasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya.
C. Layanan penempatan dan penyaluran
Adalah individu menentukan pilihan untuk mengembangkan bakat dan minat yang lebih lanjut, sekolah menyediakan jurusan-jurusan dan program-program khusus pendidikan dan latihan.
1. Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah
- Layanan penempatan di dalam kelas
- Penempatan dan penyaluran kedalam kelas belajar
- Penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ko/ekstra kurikuler
- Penempatan dan penyaluran kejurusan/program Studi

2. Penempatan dan penyaluran lulusan
- Penempatan dan penyaluran kedalam pendidikan lanjutan.
- Penempatan dan penyaluran kedalam jabatan/pekerjaan

D. Layanan bimbingan belajar
Merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting di selenggarakan di sekolah
1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
2. Upaya/pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar
3. Pemberian bantuan pengentasan masalah belajar



E. Layanan konseling perorangan
Sebagai layanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien
1. Layanan konseling diselenggarakan secara “resmi”
- Layanan ini merupakan usaha yang disengaja
- Tujuan layanan untuk kepentingan dalam kebahagian klien
- Kegiatan layanan diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan
- Metode yang telah ditetapkan
- Metode dan teknologi dalam layanan berdasarkan teori yang telah teruji
- Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.
2. Pengentasan masalah melalui konseling
- Pemahaman masalah
- Analisis sebab-sebab timbulnya masalah
- Aplikasi metode kasus
- Evaluasi
- Tindak lanjut
3. Tahap-tahap keefektifan pengetasan masalah melalui konseling
Proses tahap konseling dapat memberikan hasil yang sebesar-besarnya untuk menunjang perkembangan dan kehidupan klien pada umumnya, dan khususnya untuk mengentasan masalah klien
4. Pendekatan dan teori konseling
- Konseling direktif
- Konseling non-direktif
- Konseling efektif
5. Konseling dilingkungan kerja yang berbeda
- Konseling di sekolah dasar
- Konseling di sekolah menengah
- Konseling di perguruan tinggi
- Konseling di masyarakat

F. Layanan bimbingan dan konseling kelompok
Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan.
1. Ciri-ciri kelompok
Suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang tetapi kelompok bukan sekedar kumpulan sejumlah orang, menyangkut tujuan, keanggotan dan kepemimpinan, serta aturan yang diikuti.
2. Bimbingan kelompok
Adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Bimbingan kelompok di selenggarakan utuk memberikan informasi yang bersifat personal vokasional, dan social.

G. Layanan penguasaan konten
Untuk terpenuhinya tuntutan kehidupan yang terkandung dalam harkat dan martabat manusia (HMM) individu yaitu kehidupan manusia sebagai makhluk yang paling indah dan paling tinggi derajatnya sebagai kalifah di muka bumi.
Tujuan umum dikuasainya suatu konten tertentu.
Tujuan khusus
1. Fungsi pemahaman
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi pegetasan
4. Penguasaan konten pemelihara potensi
5. Penguasaan konten pembela diri

Konten adalah suatu unit materi yang menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh konselor dan diikuti dan dijalani oleh invidiu peserta layanan.




H. Layanan Konsultasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan.
Tujuan umum adalah agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami orang ketiga.
Tujuan khusus adalah berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana dan permasalahan pihak ketiga itu.

I. Layanan mediasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.
Tujuan umum adalah tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondutif di antara para klien yaitu pihak-pihak yang berselisih.
Tujuan khusus adalah difokuskan kepada perubahan atas kondisi awal menjadi kondisi baru dalam hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.


Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling
1. Aplikasi instrumentasi
Aspek-aspek tentang teknis pengumpulan data, baik teknis tes dan teknis non tes. Tujuan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling agar bagaimana guru pembimbing/konselor dapat mengumpulkan data dan keterangan-keterangan tentang siswa/klien, sehingga guru pembimbing akan lebih terarah dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Macam-macam aplikasi instrumentasi:
a. Aplikasi instrumentasi untuk bimbingan pribadi
b. Aplikasi instrumentasi untuk bimbingan social
c. Aplikasi instrumentasi untuk bimbingan belajar
d. Aplikasi instrumentasi untuk bimbingan karier

2. Himpunan data
Himpunan data merupakan tugas yang sangat membantu guru pembimbing, secara efektif dan efesien dalam layanan bimbingan .
Berbagai bentuk data yang tersusun rapi disebut himpunan data (cumulative record). Tentang siswa atau klien yang perlu tersusun rapid an lengkap pada himpunan data seperti :
a. Identitas siswa
b. Latar Belakang keluarga
c. Latar Belakang pendidikan
d. Keadaan lingkungan tempat tinggal
e. Hubungan social
Fungsi utama himpunan data dalam bimbingan konseling ialah fungsi pemahaman terhadap berbagai aspek kepribadian serta lingkungan yang erat kaitannya dengan proses pemberian bimbingan atau layanan individu maupun kelompok

3. Konferensi kasus
Konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa dalam diskusi yang melibatkan seperti coordinator bimbingan guru pembimbing, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lainnya yang memberikan data lebih lanjut bagi permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus secara khusus antara lain untuk mendapatkan suatu consensus dari para ahli dalam menafsirkan data atau informasi yang cukup memadai dan komprehensif tentang diri siswa/kasus guru yang memudahkan.

4. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah merupakan salah satu alternative dalam pemecahan permasalahan siswa
Tujuan kunjungan rumah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh berbagai keterangan atau data yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan pemahaman siswa
2. Untuk pembahasan dan pemecahan permasalahan siswa.
Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat berbentuk pengamatan dan wawancara terutama tentang kondisi rumah tangga, fasilitas belajar, dan hubungan antara anggota keluarga.
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari guru pembimbing baik dari pihak orang tua serta persetujuan kepala sekolah. Fungsi kunjungan rumah ialah pemahaman.

5. Tampilan kepustakaan
Tampilan kepustakaan merupakan kondisi yang sangat memungkinkan individu atau klien untuk memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor
Tujuan umum digunakannya tampilan perpustakaan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling adalah:
1. Melengkapi subtansi pelayanan konseling berupa bahan tertulis
2. Memperkuat pengetasan masalah dan pengembangan diri klien
3. Pemanfaatan pelayanan konseling secara lebih langsung dan berdaya guna.
Dalam perpustakaan individu mendapatkan bahan-bahan yang secara langsung dan tidak langsung yang terkait dengan kondisi dirinya sehingga memperoleh pencerahan yang dapat mempertajam analisis atau pengarahan tentang tingkah laku dan cara-cara tertentu atau hal-hal positif lainnnya.
6. Ahli tangan kasus
Ahli tangan kasus merupakan penanganan yang tepat dan tuntas atas masalah yang dihadapi siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lain yang lebih ahli.
Fungsi ahli tangan kasus ialah untuk pemecahan masalah dan fungsi perbaikan.
Untuk terselenggaranya kegiatan ahli tangan yang dinamis. Untuk terselenggaranya kegiatan ahli tangan yang dinamis dan produktif diperlukan kerja sama dan koordinasi yang baik bagi siswa yang bersangkutan.

Kegiatan bimbingan dan konseling
1. Kegiatan akademis
a. Membantu mahasiswa menyusun perencanaan kegiatan belajarnya,
Membantu mahasiswa dalam memilih mata kuliah setiap semester
b. Membantu perkembangan prestasi mahasiswa dengan menyusun pertemuan berkala
c. Membantu klien dalam memahami peraturan-peraturan akademik
d. Membantu menyelesaikan masalah-masalah akademis yang dihadapi klien

2. Kegiatan non-akademis
a. Membantu klien menyelesaikan hambatan-hambatan dalam sosiolisasi
b. Membantu klien dan mengatasi masalah-masalah fisik dan psikis
c. Membantu klien menyesuaikan diri dengan lingkungan/kehidupan kampus.
d. Memberi nasehat terhadap masalah-masalah keluarga yang dihadapi oleh klien.


DAFTAR RUJUKAN

Prof. Dr. Prayitno dan Drs Herman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. 1999.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta 2000.

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING



1. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan ilmu pengetahuan yang berasal dari Amerika Serikat dengan istilah guidance dan counseling.

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan menurut para ahli adalah:

1. Frank Parson
Bimbincan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilih itu.

2. Jones
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungan untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuan.

3. Crow & Crow
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik,memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai pada individu untuk membantunya, mengatur kegiatan –kegiatan hidupnya,membuatkan keputusan dan menanggung bebannya sendiri.

4. Mortensen dan Schmuller
Bimbingan adalah bantuan yang di berikan untuk menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dimana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang di harapkan.

5. Rahman Natawidjadja
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Jadi,bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar ia dapat mandiri dengan manggunakan bahan berupa interaksi, nasehat, gagasan dan asuhan yang di dasarkan atas norma yang berlaku.




b. Pengertian konseling

Konseling berasal dari bahasa latin yaitu counsillium yang berarti dengan atau bersama. Sedangkan menurut KBBI artinya penyuluhan.

Konseling menurut para ahli:

1. Glen E.Smith
Konseling adalah proses yang dilakukan oleh konselor untuk membantu klien membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan, rencana atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat nya.

2. Milton E.Hann Malcolm S.O Maclean
Konseling adalah proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri. Dimana seseorang itu sudah terlatih, berpengalaman dan mampu membantu orang lain memecahkan berbagai jenis masalah pribadi.

3. Lewis
Konseling adalah proses dimana seseorang yang bermasalah(klien) dibantu untuk merasa dan bertindak dalam cara-cara yang lebih matang melalui interaksi pribadi yang tidak bermasalah(konselor) yang menyediakan informesi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien mengembangkan tingkah laku yang memungkinkan nya menjadi lebih efektif dengan dirinya dan lingkungan.

4. Tolbert
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang(konselor dengan klien nya), dimana konselor membantu klien untuk memahami dirinya, keadaan nya sekarang dan kemungkinan keadaannya pada masa depan yang diciptakannya dengan menggunakan potensinya demi kesejahteraan pribadi dan masyarakat.

5. MC Daniel
Konseling adalah suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirnya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

Jadi, konseling adalah hubungan timbal balik diantara dua orang individu dimana yang seseorang konselor sebagai pembantu klien untuk mencapai atau mewujudkan pemehaman tentang dirinya sendiri dalam menyelasaikan kesulitan yang dihadapi klien pada saat ini dan saat mendatang.


Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan konselor kepada klien nya dalam pertemuan tatap muka dengan menggunakan nasehat dan gagasan yang didasarkan atas norma yang berlaku guna menyelesaikan kesulitan yang dihadapi klien pada saat ini maupun saat akan datang.






2. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


a. Tujuan umum:

1. membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

2. membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

b. Tujuan khusus:

1. memahami dirinya dengan baik yaitu; mengenal segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan, minat, sikap dan perasaannya.

2. memahami lingkungannya dengan baik yang meliputi; lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan social masyarakat.

3. membuat pilihan dan keputusan bijaksana yaitu; tentang diri sendiri dan lingkungan.


4. mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sendiri. Baik di sekolah maupun di luar sekolah.










DAFTAR PUSTAKA


Amti,Erman dan Marjohan. 1991. Bimbingan dan konseling. Jakarta: Depdikbud.

Prayitno dan Amti,Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan konseling.
Jakarta: Depdikbud.

Sukardi,Dewa ketut. 1998. Bimbingan dan konseling. Jakarta: Bina Aksara.

Winkel,W.S. 1997. Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Grasindo.

Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan Konsep Diri

A. Pengertian konsep diri
Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri baik menyangkut kemampua mental maupun fisik, prestasi mental dan fisik, otak yang menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat material.
B. Perkembangna konsep diri
Strong (1970) memperkenalkan 4 konsep diri yaitu:
1) Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang (remaja) tenntang pemahamna terhdap diri.
2) Konsep diri itu tak tetap, tetapi terjadi perubahan yang berfluktuasi dari waktu kewaktu dan dari pengalaman ke pengalaman.
3) Konsep diri sosial adalah pendapat seseorang remaja tentang bagaimana orang laian memandang dirinya.
4) Ada konsep diri ideal dn konsep diri realita. Ideal yaitu konsep diri yang seperti diharapkan. Realita yaitu yang kenyataan terjadi terhadap belum seperti yang diharapkan.

C. Ciri-ciri konsep remaja
Mc condelis menyatakan beberapa cirri konsep diri remaja yang sehat yaitu:
a) Tepat dan sama
Konsep diri tepat dan sama dengan kenyataan yang ada pada diri remaja tersebut
b) Fleksibel
Konsep diri yang sehat dapat pula ditandaidenga ke fleksibelan remaja dapat menjalankan peranya di masyarakat.
c) Control diri
Remaja yang punya konsep diriyang sehat mampu mengatur dirinya ssesuaia denganstandar bertinggakah laku yang telah menjad miliknya sendiri, bahkan diatur oleh kehendak orang yang lain.
D. Faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja
1) Pilihan karir remaja.
Remaja yang mempunyai konsep diri Yang cocok cenderung akan memilih pilihan karir yang status sosialnya tinggi, seperti pimpinan, bukan sebagai bawahan
2) Pengaruh lingkungan sekolah
Menurut morison mengemukakan pendapat yang menyangkut hubungan konsep diri prestasi sekolah :
- Banyak penelitian yang menumbuhkan hubugan positif yang antara konsep diri dan prestasi sekolah.
- Penting diciptakanya situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri dan prestasi.
- Pengaruh penyesuaian sosial
- Siswa yang punya konsp diri tinggi lebih mudah melakukan penyesuaian diri.
E. Usaha Guru dan orang tua dalam menunjang perkemahan konsep diri remaja.
1) Lingkungan keluarga
Situasi sosial emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang orang tua yang suka menonjolkan aspek-aspek positif dan remaja dan meredam kelemahan-keleman mereka. Lingkungan kelurga seperti itu akan meredam kelemahan-kelemahan mereka. Lingkungan keluraga seperti itu akan membentuk konsep diri yang sehat dan positit pada diri remaja yang dapat dilihat dari konsep sisiplin dan keluar dari dalam diri remaja.
2) Lingkungan sekolah
Situsi sekolah yang diharapkan dapat membentuk konsep diri remaja adalah sebagaii berikut
- Memberikan penguatan pada situasi belajar.
- Memberikan sokoangan dan menciptakan situasi yang mendukung siswa.
- Menghargai usaha siswa.
- Berusaha mengembangkan bekat dan keterrampialn siswa
- Tidak member penilaian sebelum konsepdipahami siswa.
- Hubungan sosial guru dan siswa hangat.
- Menciptakan program sekolah yang menarik.

Sumber:
+ Tim Pembina Matahuliah PPD. 2009. Perkembangan Peserta didik. Padang

PERKEMBANGAN SOSIAL

PERKEMBANGAN SOSIAL

A. Pengertian perkembangan sosial
Keberhasilan individu menjadi anggota suatu masyarakat ditentukan oleh norma yang telah digariskan masyarakat dimana individu tersebut berada.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian sosialisasi dari berapa sudut pandang Brim merumuskan bahwa sosialisasi adalah proses merupakan proses memperoleh pengetahuan da keterampilan yang memungkinknan seseorang berpartisipasi secara proaktif dalam kelompok masyarakat.
Menurut E.Spirit, pengertian sosialisasi ialah yang terrmasuk kedalamnya keterampialn individu, motiv sikap yang diperlukan untuk melakukan suatu peranan masyarakat yang berlangsung seumur hidup.
Maka dapat diambil beberapa konsep sosialisasi sebagai berikut:
1) Sosialisasi memerlukan proses belajar.
2) Sosialisasi memerlukan proses yang memungkinkan seseorang mengubah tingkah laku ssesuia dengan masyarakat.
3) Ssialisasi merupakan cara penyesuaian tingkah laku seseorang yang berada dalam tingkaat perkembangan terrtentu dengan tingkah laku yang diinginkan.
B. Ciri-ciri perkembangan sosial remaja.
1) Ketertarikan kepada lawan jenis.
Ketertarikan terhadap lawan jenis dapat dilihat kesukaan dan kegembiraan dalam kelompok yang anggota kelompoknya .
2) Kemandirian dalam bertingkah laku sosial
Remaja berusah mandiri dalam bersosilisasi maka remaja tersebut diharapkan dapat mengambil keputusan tingkah laku yang tepat. Oleh karena itu remaja diharapkan bertingkah laku sosial yaitu :
a) Konsep diri
Hal ini akan mempengaruhi tingkah laku sosial karana bagaimana memandang dirinya sendiri dan menyaksikan orang lain.
b) Memahami moral-moral yang berlaku dilingkunagn sosial
c) Control emosi.
d) Kemampuan memecahkan masalah
3) Kesenangan berkelompok
Suatu tingkah laku sosial yang juga menonjol pada remaja adalah kesenagan kelompok yangn terdiri dari :
a) Kelompok teman dekat
b) Kelompok kecil
c) Kelompok besar
d) Kelompok terorganisir.
e) Kelompok geng
C. Faktor-factor yang mempengaruhi perkembangan sosial
Ada 3 factor yang mempengaruhi remaja yaitu:
1) Pengaruh orang tua
Remaja telah dipekenalkan tingkahlaku sosial dan nilai bertingkah laku yang dijunjung tinggi oleh orang tua. Disamping itu hubungan dengan orang lain merupakan hubungan paling diharapkan dibandingkan siapapun dalam kehidupan remaja. Namun karana remaja ingin mandiri tindak ingin diatur maka seikap remaja tersebut akan menimbulkan konflik.
2) Sekolah
Remaja banyak menghabiskan waktu disekolah semenjak berumur 4 tahun
3) Teman sebaya.
Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosialisasi dengan kelompok yang punya minat sama dan saling membantu dalammengatasi masalah.
D. Usaha guru dan orang tua dalam menunjang pekembangan sosial remaja,
1) Mengembangkan konsep diri positif.
2) Menciptakan kerjasama dalam belajar.
3) Memberikan model cara berhubungan sosial.
4) Beri kesempatan bergaul dalm kegiatan yang positif.
5) Guru dan orang tua berparti sipasi menjadi model


Sumber:

*) tim Pembina PPD, perkembangan peserta didik. Padang.

PERKEMBANGAN MASA REMAJA

PERKEMBANGAN MASA REMAJA
(LANJUTAN)

A. Kekhasan tingkah laku moral remaja.
1. Remaja menyadari bahwa yang disebut benar atau salah itu adalah atas pertimbangan keadilan atau kebijaksanaan atas kemauan orang yang berkuasa.
2. Remaja paham tentang perlakuan moral atau agama dan sosial karena telah diperolehnya kemampuan untuk memahami sesuatu dari sudut pandang tertentu.
3. Akiabat perubahan diatas remaja mengalami konflik tingkah laku moral dengan pikiran moral.

B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja.
1. Orang tua dan guru sebagai model
Super ego terbentuk pada remaja karena remaja megdentifikasi orang tua yang sejenis kelamin dengan mereka. Ini berarti hilangya sifat odepus compleks.
Menurut Freud, baik remaja pria maupun wanita meniru tingkah laku oaring tua yang sejenis adalh karena keinginan untuk seperti orang tua. Anak lelaki ingin seperti ayahnya dan anak perempuan seperti ibunya.
Aspek tingkah laku yang ditiru oleh orang tua diperlukan atau diuji dengan kenyatan yang berbeda dilingkungan sehingga trjadi identifikasi tinkah laku.
2. Disiplin yang diberikan orang tua
Tedapat hubungan antara disiplin orang tua dengan perkembanganmoral remaja.
- Orang tua itu menonjolkan kekuasaan dalam mendisiplinkan remaja, dapat melemahkan perrkembangan moral remaja.
- Orang tua yang menetapkan disiplin penarika cinta menimbulkan pengaruh buruk bagi perkembangan remaja.
- Orang tua yang menetapkan disiplin induksi, maka akan meningkatkan perkembangan moral remaja.
- Disiplin yang dilakukan acak jarang mempengaruhi perkembangan moral remaja.
- Perasan kasih sayang yang diberikan orang tua melalui tingkah laku yang ramah hangat akan membawa dampak positif bagi perkembangan moral.
3. Interaksi dengan teman sebaya.
Piaget menyatakan bahwa interaksi denga teman sebaya dan kemampuan bermain oeran meningkatkan perkembangan moral remaja. Interaksi dengan teman sebaya dan kemampuan bermain peran terjadi karena telah dikuasainya kemampuan memahami sesuatu
.
C. Usaha yang dapat dilakukan orang tua, guru dalam mengembangkan moral remaja
a) Menciptakan kelas sebagai lingkungan yang membuat siswa hidup hormat menghormati.
b) Beri siswa kwsempatan mengemukakan pendapat dalam aturan kelas.
c) Berilah hukuman yag sesui dengan pelanggaran.
d) Breri kesempatan siswa bekerja dalam kelompok.
e) Dalam bercerita atau beriskusi tentang pengalaman sehari-hari buatlah anak memikirkan perrasaan orang lain.
f) Buatlah permainan peran dalam kehidupan sehari-hari
g) Adakan kesempatan untuk mendengarkan jawaban siswa tentag pekembangan moral.
h) Jangan memberikan penilaian terhadap perkembangan moral atas dasar tingkah laku setiap orang.
Sumber:
- Tim dosen PPD, perkembangan peserta didik. Padang DIRJEN Dikti,

PERKEMBANGAN MORAL

PERKEMBANGAN MORAL

A. PENGERTIAN MORAL
Kata moral berasal dari bahas latin yaitu kata m os dan mores yang berarti kebiasan. Menurut Satloc dan Yunsan (1077) mengemukakan bahwa moral adalah kebiasan atau aturan yang harus dipatuhi dalam berinteraksi dengan orang lain.
B. PERKEMBANGAN MORAL
- Perkembangan moral menurutteori belajar sosial
Menurut teori ini perkembangan moral merupakan proses yang dipelajari selama proses interaksi sosial perseorangan dengan orang lain
Remaja akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang lain dilingkungannya.
- Perkembangan moral menurut teori kognitif
Jean Piaget menekankan bahwa perrkembangan kognitif erat kaitanya dengan perkembangan moral remaja tergantung dengan perkembangan konitif. Piaget berpendapat bahwa trdapat hubungan yang sejajar antara perkembangan mral dengan perkembangan kognitif
Hubungan perkembangan moral dan kognitif
Perkembangan kognitif Perkembangan moral
Periode sensorik motorik Belum punya konsep tentang moral
Periode praoperasional Payuh atau taat pada peraturan karena ada hukum yang mengatur
Pra operasional kongrit awal Secaraberlangsung menyesuaikan diri dengan norma yang belaku
Periode operasional kongrit Mulai memahami motivasi bertingkah sesuai dengan aturan
Periode operasional awal Sudah memahami menyesuaikan tindakan dengan norma yang berlaku.
Periode operasional formal Sudah memahami pentingnya menyesuaikan tindakan dengan norma yang berlaku.

C. Tahap Perkembangan Moral
1. Tingkat promalitas
- Periode O
Pada tingkat ini pemahaman anak tentang baik&buruk, benar dan salah ditentukan oleh akibat fisik yang oleh itu seperti hukuman.
- Periode 1
- Suatu tingkah laku dianggap bermoral bagi anak kalau tingkah laku untuk mengikuti kemauan orang berkuasa seperti orang tua dan guru yang mendapatkan penghargaan fisik
- Periode 2
Agar memahami tingkah laku benar atau tidak tergantung kepada tingkah laku memuaskan atau menimbulkan kenikmatan diri sendiri.
2. Moralitas diangap kesamaan peranan dan biasa.
a. Periode 3
Anak memahami tingkah laku moral adalah mengetahui aturan yang telah ditetapkan olehorang dewasa.
b. Pada tahap ini ditandai dengan pemahaman anak bahwa tingkah laku yang baik atau yang benar adalah mengatasi aturan dan hokum yang telah ditetapkan bersama dengan menguasai kehidupan.
3. Moralitas dengan penerimaan prinsip-prinsip moral.
a. Periode 5
Anak mulai memahami nilai moral dan prinsip moral merupakan standar kebutuhan yang benar dan terdapat terjadi pertentangan dengan apa saja yang terjadi/ diterima oleh masyarakat.
b. Periode 6
Periode ini merupakan pengukuhan yang mendalam tentang prinsi-prinsip kebenaran yang abstrak dan universal.

Sumber:
Tim Pembina mata kuliah PPD. 2007. Perkembanagn Peserta Didik. Padang

PERKEMBANGAN EMOSI

PERKEMBANGAN EMOSI


a. Pengertian Emosi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi juga dapat diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak, haru, cinta, dan sejenisnya.
Berbagai definisi tentang emosi dikemukakan oleh para ahli psikologi :
1. Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
2. Keleinginna and Kelenginan (1981), berpendapat bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tingkah laku.

b. Ciri – Ciri Emosi Remaja
Remaja memiliki karakteristik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan pada masa kanak-kanak maupun dengan orang dewasa. Ciri khas yang terjadi pada remaja adalah :
1. Emosi mudah meluap (tinggi). Meluapnya emosi remaja sering muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, misalnya : keinginan yang tidak dipenuhi orang tua, tidak mendapat perhatian dari teman sebaya, dan sebagainya.
2. Mudah muncul emosi negatif. Emosi negatif muncul atau yang ditampilkan dapat berupa marah, benci, sedih, dan sebagainya. Misalnya benci pada guru yang pilih kasih, sedih jika tidak mendapat perhatian, dan lain-lain.

Emosi negatif tersebut dapat berakibat terjadinya gangguan emosional, yaitu sebagai berikut :
 Depresi atau sedih yang mendalam,
 Mudah pingsan karena terlalu sensitif dan perasa, khususnya terhadap sesuatu yang menakutkan atau menyedihkan.
 Mudah tersinggung dan sensitif terhadap orang lain.
 Sering cemas karena terlalu banyak memikirkan bahaya / kegagalan,
 Sering ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu atau bertindak.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Faktor yang mempengaruhi emosi dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor Internal
Gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah :
a. Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak, sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan, dan kebencian terhadap nasib mereka sendiri.
b. Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti, dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.
c. Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari pada disokong, disayangi, dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
d. Merasa tidak mampu atau bodoh.
e. Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet atau bercerai.
f. Merasa menderita dan iri terhadap saudara (kandung) karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.

2. Faktor Eksternal
Menurut Hurlock (19800 dan Leulla Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah :
a. Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka di lecehkan.
b. Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis .
c. Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong.
d. Disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
e. Merasa kebutuhan tidak di penuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.
f. Merasa disikapi secara otoriter.

d. Usaha-Usaha Guru Dan Orang Tua Untuk Mengembangkan Emosi Positif Remaja

Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
e. Berfikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
f. Mencoba belajar memahaimi karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan sendiri.
g. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain.
h. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
i. Bersabar dan menjadi pemaaf.
j. Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif.

Oleh sebab itu untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri siswa / anak baik orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) hendaknya dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehinngga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya program latihan beremosi baik di sekolah maupun di dalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.
4. Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadi dengan mendorong mereka untuk mengungkapkan masalah pribadinya itu kepada orang yang dipercayainya.
5. Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik yang menguras banyak energi sehingga gejolak emosi mereka dapat disalurkan.
6. Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja berprestasi dan mendapatkan harga diri.
Sumber:
Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya

BAKAT KHUSUS

BAKAT KHUSUS

1. PENGERTIAN KHUSUS
Istilah bakat adalah suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses. Dari keterangan ini dapat dicontohkan bahwa burung punya bakat terbang, ikan untuk berenang, dan harimau berlari kencang dan berburu.
Bakat ditentukan oleh banyak hal, heriditer (faktor genetik) selalu memegang peranan walaupun bukan satu-satunya yang terpenting, training (latihan)
Sejumlah ahli mengemukakan pengertian bakat sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing :
a) S.C. Utami Munadar (1985)
Bakat pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Berbeda dengan bakat “kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukan tindakan dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Orang berbakat matimatika diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang matimatika. Jadi “prestasi”merupakan perwujudan bakat dan kemampuan.
Presatasi yang menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut,begitu juga sebaliknya.

b) Kartini Kartono (1979)
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupan nya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian,kecakapan,dan keterampilan khusus tertentu.Bakat bersifat laten potensial (dalam arti dapat mekar berkembang) sepanjang hidup manusia dan dapat diaktifkan potensinya .Potensi-potensi yang terpendam dan masih tetap itu dapat dibuat aktif.

c) Suganda Pubakawatja
Bakat sebagai “Benih dari suatu sifat, yang baru akan nampak nyata, jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembangan”.

d) Dyke Bingham (dalam Ny. Moesono;1989)
Bakat adalah suatu kondisi atau seranagkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk memcapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mangenai pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian, respon misalnya kemampuan berbahasa, mengarang lagu, dll.

e) Sarlito Wirawan Sarwono (1979)
Bakat adalah kondisi dalam diri seseoarang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan, penetahuan dan keterampilan khusus.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bakat meruakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
2. Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor keturuan dan faktor lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses belajar, dan memiliki ciri khusus.
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan bakat tersebut terealisasi, termasuk intelegensi, kepribadian, interes, dan keterampilan khusus. “Bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi kemampuan untuk berkembang.



2. JENIS – JENIS BAKAT KHUSUS
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang khusus. Intelegensi termasuk kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu yang biasanya disebut dengan bakat khusus. Bakat khusus adalah seperangkat nilai yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan atau respon, seperti kemampuan berbahasa, musik, berhitung, mekanik, olahraga, dan sebagainya.
Raven (dalam Pali, 1995) mengelompokkan bakat khusus seseorang sebagai berikut : bakat pemahaman verbal, kemampuan numerical, skolastik, bakat kerani (kesekretariatan), pemahaman mekanik, tilikan (pandangan) ruang atau berpikir 3 dimensi, dan bakat bahasa.
Selanjutnya ditinjau dari cara berfungsinya, Ny. Moesono (1979) mengemukakan bahwa bakat dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Bakat kemahiran atau kemampuan mengenai bidang pekerjaan yang khusus seperti bakat musik, bakat menari, olahraga (sepakbola, senam), dan sebagainya.
b. Bakat khusus tertentu yang diperlukan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan tertentu, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) yang diperlukan untuk merealisir bakat insinyur, bakat berhitung untuk merealisir bakat sebagai ahli statistik atau akuntansi, bakat verbal untuk merealisisr baakt sebagai wartawan atau penulis novel, bakat bahasa untuk merealisir bakat orator dan penceramah.
Bakat bukanlah sifat tunggal, melainkan sekelompok sifat-sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.

3. HUBUNGAN ANTARA BAKAT KHUSUS DENGAN KREATIVITAS

Dari hasil-hasil penelitian Keberbakatan dan Anak Berbakat, Renzulli dkk. (1981) menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang adalah pada hakekatnya tiga kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu : kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, pengikatan diri (tanggung jawab terhadap tugas). Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri tersebut. Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, adalah sama pentingnya.
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang berbakat karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses pengembangan bakat. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan bakat tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Bakat yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi bakat seseorang, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Hal ini tergantung pada proses perkembangan bakat yang harusnya disertai dengan proses perkembangan kreativitas.

4. HUBUNGAN ANTARA BAKAT KHUSUS DENGAN PRESTASI AKADEMIK

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Adapun yang dimaksud dengan anak berbakat adalah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdeferensiasi atau pelayanan yang di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat mewujudkan bakat-bakat mereka secara optimal, baik bagi pengembangan diri maupun untuk dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi kemajuan masyarakat dan negara. Bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang sudah terwujud meliputi : kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, kemampuan psikomotor, kemampuan psikososial seperti bakat kepemimpinan. Keberbakatan itu meliputi bermacam-macam bidang, namun biasanya seseorang mempunyai bakat istimewa dalam salah satu bidang saja. Dan tidak pada semua bidang. Misalnya : Si A menonjol dalam matematika, tetapi tidak dalam bidang seni. Si B menunjukkan kemampuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak terlalu menonjol. Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Mereka menganggap bahwa seseorang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam semua bidang. Selanjutnya perumusan tersebut menekankan bahwa anak berbakat mampu memberikan prestasi yang tinggi. Mampu belum tentu terwujud. Contoh, ada anak-anak yang sudah dapat mewujudkan bakat mereka yang unggul, tetapi ada pula yang belum. Bakat memerlukan pendidikan dalam latihan agar dapat terampil dalam prestasi yang unggul.

5. USAHA – USAHA GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT KHUSUS

Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah, orang tua memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Bakat bersifat potensial yang memerlukan pengembangan. Untuk pengembangan bakat ada sejumlah hal yang harus dilakukan oleh para guru, antara lain adalah :
a. Perkaya anak dengan macam-macam pengalaman, dan membangun motivasi belajar. Dengan cara ini anak akan dapat menemukan dimana dia berbakat.
b. Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuannya, setelah anak mengarang, anjurkan dia untuk mengambarkannya.
c. Bersimpati atau bersama-sama melakukan kegiatan dengan anak.
d. Berilah penghargaan atau pujian atas usaha yang dilakukannya sekecil apapun usaha tersebut.
e. Sediakanlah sarana yang memadai untuk pengembangan bakat anak.

Beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu pengembangan bakat anak adalah :
• Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
• Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
• Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
• Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
• Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
• Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
• Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.

Namun, ada hal-hal yang Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan respon sungguh terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon kepada bakat yang dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang salah dalam hal ini, yaitu adakalanya orang tua menyadari anak mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya mengikuti latihan-latihan dengan program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat laun akan membuat anak menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada bakat yang mereka miliki daripada memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka selaku anak-anaknya.

KREATIVITAS

KREATIVITAS



A. PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas merupakan suatu potensi yang telah ada sejak anak dilahirkan, namun potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat para ahli, yaitu :
 Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi berkaitan dengan kemampuan berpikir konvergen, sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berpikir divergen.
 Utami Munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru, meskipun komponen-komponennya tidak semuanya baru.

Produk dari pemikiran kreatif itu antara lain mengandung ciri-ciri adanya :
o Kelancaran (fluency), yaitu mengandung banyak ide / pemikiran dan bersifat luas.
o Keluwesan (flexibility) dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai persoalan.
o Keaslian (originality) bukan meniru bersifat khas dan unik.
o Elaborasi (elaboration) merupakan penyempurnaan terhadap hal-hal yang sebelumnya telah ada sehingga dapat lebih praktis, berdaya guna, dan menimbulkan kemudahan-kemudahan untuk melakukan sesuatu.

Potensi kreatif berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (preparation), yaitu mulai dengan mempelajari latar belakang masalah yang dihadapi.
2. Tahap konsentrasi (concentration), yaitu berpikir sepenuhnya tentang masalah tersebut.
3. Tahap inkubasi (incubation), yaitu istirahat untuk penenangan dengan cara santai sejenak.
4. Ilumination (illumination), yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu ide / gagasan tentang pemecahan masalah yang dihadapi tadi.
5. Ferifikasi / Produksi (Verivication / production), yaitu tahap terakhir mulai memecahkan masalah tersebut dan merealisasikan dalam bentuk ide-ide.
D. CIRI ORANG / REMAJA KREATIF
Individu yang memiliki potensi kreativitas tinggi menunjukkan sikap dan perilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan perilaku kreatif digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :
1. Menurut Rogers (dalam Utami Munandar, 2004) ada tiga kondisi diri pribadi kreatif, yaitu :
 Keterbukaan terhadap pengalaman
 Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), dan
 Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.
2. Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (1979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri orang kreatif antara lain :
 Suka humor, tidak kaku, dan tidak tegang dalam bekerja,
 Suka pada pekerjaan yang menantang,
 Cukup kuat memusatkan perhatian,
 Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif,
 Lebih sensitif terhadap keadaan orang lain,
 Tidak banyak terikat pada kelompoknya,
 Mampu memunculkan ide-ide yang aneh,
 Terbuka terhadap ide / penemuan baru,
 Fleksibel / tidak kaku, serta
 Memiliki konsep diri positif.



Berikut ini Mangunhardjono (1986) mengemukakan beberapa ciri-ciri kehidupan keluarga yang dapat melahirkan anak kreatif, yaitu :
 Menghargai anak sebagai pribadi,
 Memberikan contoh tingkah laku kreatif,
 Menaruh perhatian pada pengembangan bakat anak,
 Memiliki patokan etis yang jelas, seperti :
a. Kejujuran
b. Penghargaan pada mutu pekerjaan
c. Memiliki keingintahuan secara intelektual
d. Memiliki ambisi yang sehat
▪ Kurang khawatir terhadap aktivitas yang dilakukan anak,
▪ Keluarga yang sering berpindah-pindah.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANGNYA KREATIVITAS

Menurut David Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) ada beberapa hal atau kondisi yang mempengaruhi berkembangnya kreativitas, yaitu :
1. Faktor pebawaan (Genetik)
2. Adanya keterbukaan dalam keluarga
3. Adanya kebebasan psikologis
4. Kehidupan yang sering berpindah-pindah
5. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat
6. Keberanian dalam mengambil resiko.

Selain itu, David juga mengemukakan hal yang menghalangi berkembangnya kreativitas anak, antara lain :
 Takut gagal bila melakukan aktivitas,
 Terlalu mengutamakan tata tertib dan tradisi,
 Gagal melihat kekuatan yang dimilikinya,
 Berpikir terlalu pasti,
 Enggan untuk mencoba-coba / bermain-main,
 Terlalu mengharap hadiah.

F. USAHA-USAHA GURU DAN ORANG TUA UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS REMAJA

Menurut Clark (1979) dan Rogers yang dikutip oleh Munandar (2004), untuk mengembangkan kreativitas (dalam mengajar) perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk itu pendidik perlu mengusahakan :
♪ Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
♪ Menghindarkan adanya suasana yang bersifat mengancam.
♪ Memberikan empati terhadap persoalan yang dihadapi anak.
♪ Memberikan kebebasan untuk berpendapat, permissiveness (memaklumi) terhadap pemikiran anak.

Menurut David Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) guru yang memiliki kebiasaan sangat baik untuk menumbuh kembangkan kreativitas anak adalah guru yang :
 Bersifat mengasuh / membimbing
 Suka bersifat informal
 Memiliki persiapan mengajar yang matang
 Tidak terikat pada buku pelajaran saja
 Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan
 Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif
 Tidak terlalu pasti.

Strategi 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk) dalam pengembangan kreativitas menurut Utami Munandar ialah :
1. Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan atau produk kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut.

2. Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari lingkungan dan dorongan dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.

3. Proses
Anak / siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas dan diberikan fasilitas yang diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat mengakibatkan tidak ada peluang bagi siswa untuk melakukan kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton tidak menunjang bagi siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.

4. Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk kreatif yang bermakna, yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan. Kedua kondisi ini seberapa jauh mampu menimbulkan kegiatan kreatif dan menghasilkan sesuatu produk kreatif.

Sumber:
Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL sambungan

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL sambungan

A. Klasifikasi Intelegensi
Pada periode remaja intelegensi berkembang semakin berkualitas dengan bertambahnya kemampaun remaja untuk menganalisisdan memikirkan hal-hal yang abstrak, akibatnya remaja makin kritis dan dapat berfikir dengan baik.Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh teori-teori dan ide sehingga menimbulkan sikap kritis terhadap lingkungan.
Pendapat orang tua sering dibanding-bandingkan dengan teori yang diinternalisasi remaja, akibatnya sering terjadi pertentangan antara sikap kritis remaja dan aturan-aturan, adapt istiadat, kebiasaan dan norma-norma yang berlaku dilingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat.
Sebagai akibat remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan hipotesis, maka pola pikir remaja menunjukkan kekhususan sebagai berikut :
Timbul kesadaran berpikir tentang berbagai kemungkinan tentang dirinya.
Mulai memikirkan bayangan tentang dirinya pada masa yang akan dating.
Mampu memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku dilingkungan.
Bersifat kritis terhadap berbagai masalah yang dihadapi.
Mampu menggunakan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Dapat mengasimilasikan fakta-fakta baru dan fakta-fakta lainya.
Dapat membedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Mampu mengambil manfaat dari pengalaman.
Makin berkembangnya rasa toleransiterhadap orang lain yang berbeda pendapat.
Mulai mampu berfikir tentang masalah yang mulai konkrit, seperti pemilihan pekerjaan, kelanjutan studi dan perkawinan.
Mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

Taraf kecerdasan masing-masing individu tidak sama, ada yang rendah, sedang dan ada yang tergolong tinggi. Perbedaan itu telah ada sejak lahir, namun perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh lingkungan.
B. Usaha Guru dan Orang Tua Membantu Perkembangan Intelektual Remaja
Sebagai mana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa potensi intelektual tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa mendapatkan perlakuan dari lingkungan. Oleh karena itu keluarga dan sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan anak. Yang dapat dilakukan antara lain :
 Dalam proses belajar mengajar hendaknya orang tua atau guru lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Misalkan dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik tidak mengutamakan betul atau salah jawabannya semata, tetapi yang lebih penting dihargai adalah keberaniaanya untuk mengemukakan pendapat.
 Menggunakan metode pembelajaran yang dapat megembangkan kemampaun berfikir. Misalnya metode penemuan (inquiri), diskusi dan sejenisnya.
 Guru membantu siswa dalam konsep-konsep yang bersifat abstrak.
 Menyediakan fasilitas yang memadai untuk menumbuh kembangkan taraf kecerdasan anak, misalnya bahan bacaan, peralatan labor, permanian dan sebagainya.
 Memberikan tugas sekolah dengan berbagai macam metode yang dapat meransang dan mengembangkan daya piker.

Sumber:
Mudjiran, Dkk.2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP

Perkembangan Intelektual

Perkembangan Intelektual



A. Pengertian intelektual
Beberapa definisi intelektual menurut para ahli, diantaranya :
1. Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunarsa, 1991).
2. Pengertian intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.
3. David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.

Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif.

B. Perkembangan Tingkat Kecerdasan Terhadap Keberhasilan Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu objek yang sering menjadi pusat perhatian baik bagi guru maupun orang tua. Prestasi belajar mempunyai kaitan yang erat dengan intelegensi (intelektual). Sejumlah faktor berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik, yaitu :
 Faktor internal yang mencakup fisik; kondisi panca indera, fisik umumnya, dan psikologis, meliputi :
(a) variable nonkognitif; minat, motivasi, dan kepribadian;
(b) kemampuan kognitif; kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan umum (intelegensi).
 Faktor eksternal yang mencakup :
(a) fisik  kondisi tempat belajar, sarana, dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar,
(b) sosial  dukungan sosial dan pengaruh budaya.

Faktor intelegensi merupakan faktor yang cukup signifikan mempengaruhi prastasi belajar. Menurut Anastasi dan Willerman (dalam Sobani Irfan, 1986) menyatakan bahwa : dalam setiap kegiatan yang menuntut prestasi, baik itu prestasi belajar, prestasi kerja, olahraga, seni, dan sebagainya intelegensi memegang perana yang sangat penting.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual

Menurut Ngalim Purwanto (1986) factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual antara lain :
1. Faktor Pembawaan (Genetik)
Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung factor gen mana (ayah atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu.
Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.

2. Faktor Gizi
Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan intelegensi ialah pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.

3. Faktor Kematangan
Piaget (seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual, yaitu :
a. Periode sensori motorik (0-2 tahun)
b. Periode pra operasional (2-7 tahun)
c. Periode operasional konkrit (7-11 tahun)
d. Periode operasional formal (11-16 tahun)

Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti factor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.

4. Faktor Pembentukan
Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi anak dibanding anak seusianya.

5. Kebebasan Psikologis
Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.

Andi Mappiare (1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelegensi remaja, yaitu :
 Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir selektif.
 Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir proporsional.
 Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang radikal dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.



Sumber:

1. Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya

2. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

PERTUMBUHAN FISIK REMAJA

PERTUMBUHAN FISIK REMAJA


A. Ciri-ciri pertumbuhan fisik pada masa remaja

Perubahan fisik merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin primer dan sekunder. Baik pada remaja laki-laki ataupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh :
1. Perubahan ukuran tubuh selama masa remaja merupakan pertumbuhan tinggi badan yang bertambah 25% dan berat badan bertambah dua kali lipat.
2. Proporsi tubuh kurang proporsional, karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan tungkai dan lengan yang mendahului pertumbuhan badan.
3. Ciri kelamin utama (perubahan ciri-ciri sex primer), yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama. Pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami mimpi basah.
4. Perubahan cirri-ciri sekunder (ciri kelamin kedua), seperti pinggul melebar dan membesarnya payudara pada wanita dan tumbuhnya kumis, jenggot, bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
Tahap dan irama pertumbuhan baik antara laki-laki dan wanita tidak sama, yaitu pada wanita dua tahun lebih cepat dewasa daripada laki-laki.

B. Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja

Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada perilaku remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosi seperti gelisah, mudah tersinggung serta melawan kewenangan, dan sebagainya.
Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Huirlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut :
 Ingin menyendiri
 Bosan
 Inkoordinasi
 Antagonis sosial
 Hilangnya kepercayaan diri
 Terlalu sederhana.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisk remaja adalah :
1. Faktor keluarga, meliputi keturunan dan lingkungan keluarga
 Faktor lingkungan akan membantu tercapainya perwujudan potensi yang dibawa anak lahir. Pada setiap tahap usia lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat badan daripada terhadap tinggi.
2. Faktor gizi yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga.
Antara lain :
 Kurang makan juga menyebabkan ketegangan emosi meningkat.
 Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan lekas marah.
 Kekurangan kalsium menyebabkan lekas marah dan ketidakstabilan emosi.
 Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi.
3. Faktor emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya.
 Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan dikelenjar piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajapun terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.
4. Faktor jenis kelamin, dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan kuat dibandingkan perempuan.
 Terjadinya perbedaan berat badan dan tinggi ini karena bentuk tulang dan otot yang pada anak laki-laki memang berbeda pada anak perempuan.
5. Faktor kesehatan fisik
 Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh lebih berat daripada anak yang sering sakit.
6. Faktor kecerdasan
 Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi di sekolah menonjol cenderung lebih gemuk dan berat.

D. USAHA-USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN GURU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN REMAJA

Guru hendaknya menyadari bahwa pertumbuhan tulang, otot, dan organ dalam tubuh berpengaruh pada tingkah laku remaja. Oleh karena itu, bantuan guru / orang tua sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik remaja sesuai dengan kematangan psikisnya. Untuk membantu pertumbuhan remaja secara keseluruhan berbagai usaha perlu dilakukan oleh sekolah, diantaranya :
1. Program pemberian gizi, vitamin, dan kalsium yang cukup,
2. Program olahraga yang berorientasi pada pertumbuhan remaja,
3. Hindari gangguan yang keliru.
Usaha-usaha itu hendaknya dalam bentuk program yang terencana, teratur, berkelanjutan dan berorientasi kepada pertumbuhan masing-masing individu.
Baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut. Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep daya tarik baik fisik maupun psikis.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapat perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Pengembangan program kegiatan kelompok yang bernilai positif sangat mendukung pertumbuhan fisik remaja seperti kegiatan belajar kelompok, pembentukan kelompok olahraga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat dan bersih perlu dikembangkan secara terprogram.

Sumber :

1. Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya

2. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

KEBUTUHAN SOSIAL PSIKOLOGIS REMAJA

KEBUTUHAN SOSIAL PSIKOLOGIS REMAJA
(LANJUTAN)



A. Pengaruh Kebutuhan Yang Tidak Terpenuhi Terhadap Tingkah Laku Remaja

Herdy dan Kugelmann berpendapat bahwa apabila kebutuhan remaja itu tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi. Aturan sekolah yang pilih kasih atau membedakan penerapan aturan itu atas dasar pertimbangan tertentu saja yang tidak adil akan menimbulkan kekecewaan besar bagi siswa.
Perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang berperilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Begitu juga bagi siswa yang memasuki dua kelompok sebaya yang sangat berbeda perilaku. Remaja itu akan mengalami kebingungan memilih nilai atau filsafat hidup yang akan dianutnya.
Seringkali standar moral seseorang telah terbentuk sejak masa kecil bertentangan dengan pola tingkah laku guru atau teman sebaya disekolah setelah ia remaja. Sejak dari kecil ia telah diajar bahwa berbicara kasar, merokok, menghardik, dan mencaci maki itu pebuatan yang salah, namun disekolah atau setelah ia remaja, seolah-olah dituntut teman sebaya untuk melakukan perbuataan tersebut, karena itulah yang dianggap benar. Situasi seperti itu menimbulkan konflik dan perasaan bersalah yang berlebihan sehingga dapat menjadikan minat belajar siswa menurun.
Blair & Stewar (1964), mengemukakan bahwa siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, kompensasi, identifikasi, rasionalisasi, proyeksi, pembentukan reaksi, egosentris, menarik diri, dan gangguan pertumbuhan fisik. Implikasinya dalam bidanh akademis, guru tidak patut memberikan nilai rendah kepada siswanya. Guru baru memberi nilai jika siswanya benar-benar telah menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran siswa haruslah melayani perbedaan individual siswa remaja.

B. Usaha-Usaha Yang Dapat Dilakukan Guru Untuk Memenuhi Kebutuhan Remaja

Lingkungan keluarga dan guru / sekolah mempunyai peranan penting dalam mengarahkan sikap dan perilaku untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, pihak-pihak tersebut perlu melakukan berbagai usaha membantu memenuhi kebutuhan remaja, agar tidak menimbulkan kesulitan atau berbagai permasalahan bagi siswa.
Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan remaja :
1. Meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, melalui ceramah keagamaan dan kegiatan kerohanian lainnya.
2. Memberikan bimbingan kepada remaja / siswa untuk mencapai cita-citanya dengan penuh kasih sayang, sehingga dapat menimbulkan citra positif.
3. Memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat dijadikan sebagai model bagi remaja sesuai dengan peran jenis kelaminnya masing-masing.
4. Menyesuaikan fasilitas yang memadai untuk membantu remaja mengembangkan potensinya kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri dalam hidupnya.
5. Menghargai dan memperlakukan remaja sebagi individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya.
6. Membantu remaja mengatasi problem yang sedang dialami, agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupannya.
7. Mengikutsertakan remaja dalam mengatasi maslah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan masalah.
8. Sekolah perlu menyediakan sarana / fasilitas dan program kegiatan yang dapat berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
9. Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok sebagai wahana untuk mengembangkan sifat kebersamaan dan memenuhi kebutuhan diikutsertakannya dalam kelompok.
10. Membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melakukan berbagai kegiatan ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler

.
Sumber :

1. Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya
2. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP

KEBUTUHAN SOSIAL PSIKOLOGI REMAJA

KEBUTUHAN SOSIAL PSIKOLOGI REMAJA

A.Jenis-jenis Kebutuhan Manusia
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar antara lain: Psikologis, Fisiologis, dan sosiologis yang memerlukan pemenuhan. Apabila ada kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan berbagai bentuk penyimpangan tingkah laku bagi individu yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya oleh semua pihak yang terkait, sepertiorang tua, guru / sekolah untuk memenuhi kebutuhan remaja tersebut.

Menurut Maslow kebutuhan manusia terdiri dari lima jenis dan berjenjang, yang terkenal dengan “ Hirarki Kebutuhan ” manusia yang disebut dengan hierarki. Lima jenis kebutuhan itu sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Dari lima kebutuhan itu, kebutuhan yang harus segera di penuhi adalah kebutuhan fisik. Contoh dari jenis kebutuhan ini antara lain kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks, udara segar, istirahat dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman dan tentram juga disebut denagn istilah “ safety needs “. Rasa aman yang bersifat psikis, yaitu aman dalam bentuk lingkungan emosional. Aman berarti terbebas dari gangguan dan ancaman, serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
3. Kebutuhan akan Rasa Cinta dan Memiliki atau Kebutuhan Sosial
Kebutuhan ini dapat berupa: perasaan diterima orang lain,merasa dirinya berguna bagi orang lain, diikutsertakan dalam kelompoknya, mengembangkan persahabatan dan sebagainya. Orientasi pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubunagn sosialyang harmonis dan kepemilikan.
4. Kebutuhan Harga Diri
Setiap manusia membutuhkan pengakuan secara layak atas keberadaanya bagi orang lain. Beberapa bentuk kebutuhan ini antara lain adalah ingin memiliki citra diri positif, menerima pengakuan, penghargaan dan perhatian orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Setiap orang memiiki potensi dan potensi itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan citra dirinya positif apabila dapat mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki dengan baik dan dapat mewujudkan peran serta tanggung jawabnya dengan baik pula.

Menurut Jumhur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, sebagai berikut:
• Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
• Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
• Kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi
• Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
• Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri
• Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
• Kebutuhan untuk dikenal orang lain
• Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
• Kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya

Dari dua pendapat para ahli itu dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dasar manusia haruslah dipenuhi agar tidak terjadi penyimpangan tingkah laku. Perlu diketahui juga bahwa kadar kepuasan pemenuhan setiap kebutuhan itu untuk setiap orang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya semua kebutuhan itu memerlukan pemenuhan selanjutnya.

B. Jenis-jenis Kebutuhan Sosial Psikologi pada Masa Remaja
Menurut Andi Mappiare (1982) ada dua jenis kebutuhan remaja yaitu: kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer itu menyangkut kebutuhan makan, minum, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan sekunder berupa kebutuhan untuk dihargai, untuk mendapat pujian, memperoleh kedudukan dalam kehidupan orang lain, menghasilkan sesuatu dan semacamnya.

Rumusan jenis kebutuhan remaja dikemukakan oleh Komisi Perencanaan Pendidikan pada National Education Assosiation American ( dikutip Andi Mappiare: 1982 ) sebagai berikut:
a) Remaja merasa butuh untuk mengembangkan keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja (yang menghasilkan uang)
b) Remaja sangat memerlukan informasi untuk memelihara kesehatan dan kesegaran fisiknya
c) Remaja membutuhkan suatu informasi atau pengetahuan tentang hak dan kewajiban seorang warga negara yang baik
d) Memerlukan pengetahuan tentang masalah keluarga dan maknanya bagi individu maupun masyarakat
e) Perlu pengetahuan dan informasi bagaimana memperoleh dan memanfaatkan fasilitas yang ada dan bagaimana cara pemeliharaannya
f) Butuh informasi tentang peranan ilmu pengetahuan (science) bagi kehidupan manusia
g) Membutuhkan peresapan makna (apersepsi) dan penghargaan terhadap seni, musik dan keindahan alam
h) Memerlukan informasi bagaimana cara memanfaatkan waktu luang dengan baik
i) Membutuhkan pengetahuan tentang cara mengembangkan rasa hormat (respect) pada orang lain
j) Membutuhkan wawasan dan pengetahuan untuk mampu berfikir secara rasional

Menurut Garrison (dalam Andi Mappiare: 1982) ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja,antara lain:
• Kebutuhan untuk memperoleh kasih saying
• Kebutuhan untuk diikutsertakan dan diterima oleh kelompoknya
• Kebutuhan untuk mampu mandiri
• Kebutuhan untuk mampu berprestasi
• Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain
• Kebutuhan untuk dihargai
• Kebtuhan untuk mendapat falsafah hidup
Jenis-jenis kebutuhan hidup tersebut sangat diperlukan untuk bekal awal bagi remaja dalam mensikapi lingkungannya dengan baik agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan penguasaan dan pemenuhan kebutuhan itu remaja dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan lingkungan mereka. Kebutuhan-kebutuhan tadi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: fakyor individual, factor sosial, factor cultural, dan factor religius (termasuk nilai-nilai yang dianut). Masing-masing factor tesebut dapat mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap kebutuhan tersebut.

Sumber :
- Mudjiran, dkk.2007.Perkembangan Peserta Didik.Padang:Unp Press

TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN DAN TUGAS – TUGAS

II
TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN DAN TUGAS – TUGAS
PERKEMBANGAN REMAJA

1. Tahap – Tahap Perkembangan
Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat seksual dan tercapainya kemampuan repruduksi. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur dari masa prenatal, masa bayi, masa kanak – kanak, masa anak, masa remaja, dewasa, masa tua. Pentahapan perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan fungsi fisik.
2. Tugas – Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan individu. Pencapaian tugas perkembagan yang sukses berperan penting untuk pencapai tugas – tugas selanjutnya, sedangkan kegagalan ( pencapaian tugas – tugas perkembangan ) mengarah timbulnya ketidakbahagian dalam diri individu itu dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya.
Tugas perkembangan perkembangan remaja :
• Menguasai kemampuan membina hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya atau berbeda jenis kelamin.
• Menguasai kemampuan melaksanakan peranan social sesuai dengan jenis kelamin.
a. Sebagai laki-laki
- Mampu membina hubungan yang harmonis dengan perempuan.
- Mau melindungi wanita dan orang-orang lemah.
- Memiliki rasa percaya diri dalam bergaul.
- Memiliki kemampuan berfikir positif.
- Menyukai kerapian
b. Sebagai wanita
- Mampu membian hubungan dan kerjasama yang baik dengan laki-laki.
- Bertingkah laku lembut.
- Melakukan komunikasi yang sopan.
- Menempatkan kasih saying kearah yang lemah
• Menerima keadaan fisik dan mengaktualisasikan secara efektif.
- Pria meneriam tubuhnya yang maskulin
- Wanita menerrima tubuhnya dan berusaha meneriama dan menjaga tubuhnya.
- Wanitamengerti dengan prinsip-prinsip reproduksi.
• Memcapai kemerdekan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainya.
• Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi.
• Memiliki kemampuan memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir.
• Berkembangnya keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang perlu untuk menjadi warga Negara yang baik.
• Memiliki keinginan dan bertingkah laku yang bertanggung jawab secara social.
• Memiliki perangkat nilai dan system etika bertingkah laku.
• Memiliki kemampuan untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarir.
• Berkembanngya keterampialan intelektual dan konsep menjadi warga yang baik.
• Memiliki keinginan brtanggung jawab trhadap tingkah laku sosial.
Ia menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, mental, dan ingin bertingkah laku sosial.

3. Usaha Yang Dapat Dilakukan Guru Dan Orang Tua Untuk Menwujudkan Tugas – Tugas Perkembangan Remaja
a. upaya pengembangan kehidupan pribadi.
- hidup sehat dan teratur
- Menjalankan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan cara mandiri.
- hidup bermasyarakat dan melakukan prgaulan dengan baik.
- Menunjuakan dan melatih serta merespon berbagai masalah yang dihadapi.
- mengikuti aturan kehiduapan.
b. Upaya pengembangan kehidupan dan karir.
- memberi pemahaman diri,bakat, keterampilan, minat dan cita-cita pribadi.
- memberi pemahaman linkungan, baik pendidikan, pekerjaan.
- memberi bantuan dalam pengembangn karir.
c. pengembangan kehidupan bekeluarga.
- memberi pemahaman tentang pergaulan, dan member pengetahuan tentang etika pergaulan
- memberi bimbingan kepada siswa tentang norma yang berlaku.
4. tahap perkembangan remaja.
a) Perkembangan koknitif.
- Tahap sensori motorik (0-1 tahun)
- Tahap pra operasional (2-7 tahun)
- Tahap operasional kognitif (7-11 tahun)
- Tahap operasional formal.
b) Tahap perkembangn sosial remaja menurut Piaget.
- Tahun pertama.
Interaksi sosialsangat terbatas terutama hanya dengan ibunya. Prilaku sosial berpusat pada akunya.
- Tahun kedua
Anak mulai bereaksi dengan lingkunagnya secara aktif belajar membedakan dirinya dengan orang lain.
- Diatas tahun kedua.
Anak mulai belajar disekolah yaitu mengembangkan interaksi sosial dengan belajar meneriama pandangan kelompok, memahami tanggung jawab dan berbagi pengertian dengan orang lain.
- Masa remaja
Interaksi pengenalan terutama lawan jenis menjadi sangat penting dan menjadi kebutuhan sebuah pergaulan.
Sumber:
1. Tim Pembina mata kuliah PPD.2007.Perkembangan perseta didik. Padang. UNP.
2. Elida Prayitno. 2000. Psikologi perkembangan remaja. Padang. Angkasa raya.