Welcome to Rahmat Documents

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya!
Semoga info yang ada Bermanfaat bagi anda





KLIK disiNI JUga yah!!!!!

Rabu, 11 November 2009

PERKEMBANGAN DEWASA PERTENGAHAN

A. Menyiapkan Anak Yang Berbakat Remaja Menjadi Dewasa Yang Hangat Dan Bahagia.
Usaha oran tua agar dapat menyipakan anak remaja menjaddi dewasa yang hangat dalah :
1. Kaitannya dengan pertumbuhan fisik anak
Anak diperlakukan dengan baik disertai dengan lingkungan yang memungkin kan anak hidup sehat. Pengetahuan orang tua tentang kesehatan danak dan gizi anak sangat diperlukan pada tahapan ini. Termasuk perlunya memahami kebutuha anak untuk istirahat bermain dan belajar. Peraturan-peraturan disesuaikan dengan pertumbuhan dan kebutuhan anak
2. Dalam kaitanya dengan perkembangan sosial
Pergaulan adalah juga suatu kebutuhan untuk memperkembangkan aspek sosial anak. Sehingga ia tidak cangung menghadapi mas dewasa yang kan datang.
Seorang anak membutuhkan orang lain untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya baik sengaja maupun tidak sengaja dan langsung maupun tak langsung. Peniruan menjadi salah ssatu faktor yang sering terjadi dalam proses pembentukan kepribadian anak. Orang tua wajib memperhatikan dengan siapa atu denga kelompok apa nak bergaul. Dan yang tak kalah pentinga nya untuk membemtuk kepribadian anak dalah hubungan anak dannn orang tua yang harmonis.
3. Dalam kaitn nya dengan perkembagan mental.
Komunikasi verbal antara orang tua dan anak. Khususnya pda tahun pertama adankj menuju dewasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan mental anak.
Sebagai orang tua hendaknya menciptakan suasana yang memungkin kan peryumbuahn mental anak menuju dewa sa menjadi berkembanhg dengan baik termasuk perkembangan kognitif, dan skolastik anak. Penyeiana fasilitas perlu diperhatiakan tetepi tidak berlebihan
4. Dalam kaitanya dengan pengembangan rohani
Denagn menananam kan nilai nilai agam a kepda anak dengan cara melakukan kegiatan rohani seperti mengaji, shalat, dan melakukan bimbingan sesuai dengan kitap suci dan agam a masing-masing.

Usah orang tu yang tak kalah pentingnya lagi adalah:
a. Perlu menciptakan Susana baik dalam keluarga, jauh deri ketegngan emosi, jauh dri ucapan yangberhubungan dengan kalimat mencemooh, melecehkan dan menimbulkan suasan benci, kesal dan bermushan, dan sebaliknya keadaan yang penuh kasih sayang, perdamaain.
b. Perlunya dilakukan pendekatan pribadi.
c. Perlunya memperhatikan prinsip ulangan untuk memperkuat sesuatu agar kelak mantap sebagai bahagian dari kepribadianya
d. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak kerena faktor imitasi .
B. Mengisi Waktu Senggang
Sebagai orang dewasa tidak hanya harus bekerja dengan baik tetapi juga perlu bgai mana bersenang-senang dan menikmati hidup
Aristoteles mengenali pentingnya waktu luang delam kehidupan, bahkan menekankan bahwa kita seharusnya tidak hanya bekerja dengan baik tetapi mengunakan waktu luang dengan baik. Ia pun mengambarkan wakyu luang sebagai hal yang lebih baik, karena hal ini dalah akhir kerja.
Waktu luang merupakan aspek yang khusus dari masa dewasa tengah, karena perubahan pengalaman beberapa individu pada titik yang berbeda dalam lingkaran hidup oranng dewasa. Perubahan mmeliputi, fisik, perubahan denngan pasangan dan anak-anak dan perubahan karir.
Waktu luang (leisure) merujuk pada waktu yang menyenangkan setelah bekerja ketika individu bebas untuk mengikuti aktivitas dan keinginan yang mereka pilih sendiri. Salah satu tema pokok penelitian pada waktu luang adalah meningkatnya ketergantungan pada televisi melebihi bentuk lain dari media massa sebagai sebuah bentuk hiburan. Olah raga juga bagian yang integral dari aktivitas-aktivitas waktu luang nasional, baik melalui keterlibatan langsung atau sebagai penonton. Beberapa ahli perkembangan percaya bahwa masa dewasa tengah adalah waktu dari pertanyaan bagaimana waktu seharusnya dihabiskan dan menetapkan prioritas (Gould,1978).
Waktu luang mungkin merupakan aspek penting yang khusus dari masa dewasa tengah, karena perubahan pengalaman beberapa individu pada titik ini berada dalam lingkaran kehidupan orang dewasa. Perubahan meliputi perubahan fisik, perubahan hubungan dengan pasangan dan anak-anak, dan perubahan karir. Bagi banyak individu, masa dewasa tengah adalah saat pertama kali dalam hidup ketika mereka memiliki kesempatan mengembangkan minat mereka.
Orang dewasa pada paruh kehidupan perlu mulai menyiapkan masa pensiun baik secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang pada masa dewasa tengah adalah bagian yang penting dari persiapan ini. Jika seorang dewasa mengembangkan aktivitas-aktivitas waktu luang yang dapat dilanjutkan sampai pensiun, peralihan dari kerja ke pensiun mungkin tidak terlalu menyebabkan stress.

Maasa dewasa tenggah adalah waktu ketika aktivitas waktu luang diasumsikan sangat penting. Waktu luang merupakan aspek penting yang khusus dari masa dewasa tenggah kerena perubahan-perubahan beberapa individu pada titik yang berbeda.
Bagi banyak inividu perubahan dewasa tenggah adalah saat pertama kalinya mereka dapat mengembangkan dirinya dan bakat yang dimilikinya.


RUJUKAN
http://www.Psikomedia.com/dewasa waktu luang.htm/ .
Prof. Dr . Singgih D Gunarsa199. Psikologi praktis anak. Remaja dan keluarga. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta

Minggu, 01 November 2009

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN

A. Keterkaitan psikologi dan pendidikan
1. Pengertian psikologi dan pendidikan.
Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau prilaku individu itu seendiri . dimana tingkah laku tersebut akan terliaha dari latar belakang dan pengalaman pengalaman individu ada bermacam-macam pengertian psikologi antara yang satu dengan yang lain berbeda yaitu dalam buku Drs. M. Dalyono. 2005 yaitu:
a. Psikologi dalah ilmu mengenai kehidupan mental (the selenee of mental life)
b. Psikologi adalah ilmu mengenai fikiran (the science of mind)
c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of bahavior)
menurut crow and crow memberikan batasan tentang psikologi sebagai berikut:
“psychology is the study of human behaviore an human relationship”
Dari pernyatan tersebut bahwa yang dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia yakni manusia dengan dunia sekitar.
Adapun mengenai pendidikan berasal dari kata didik mendapat awalan “me” seehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberikan latihan. Dalam memelihara atau member latihan diperlukan adanya adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan menurut kamus bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tingkahlaku seseorang dalam sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya mengajar.
Jadi psikologi pendidikan adalah sebuah sub disiplin ilmu psikologiyang berkaitan dengan teori-teori dann masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal seebagai berikut:
1. Penerapan prinsip belajar dikelas.
2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi bakat kemampuan
4. Sosialisasi proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
5. Penyelengaraan pendidikan keguruan.
Jadi kita dapat menarik kesimpula bahwa keterkaitan psikologi degan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku individu dimana tngkah laku individu terrsebut akan dibimbing dan diarahkan dalam proses pendidikan, contohnya belajar pembelajaran
Karena psikologi pendidikan adalah ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan penerapan prinsip-prinsip dann teknik psikologi kedalam pendidikan maka dlamruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topic psikologi yang erat hubunganya dngan pendidikan.
2. Pengertian pendidikan dan belajar
1. Pendidikan adalah bahwa dalam pasal I ayat I UU NO20/ 2003: SPN yang berbunyi bahwa pendidikan adlah usaha sadar dan terencana untuk mewudakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat.
2. Menurut Drikarya mengemukakan ada 3 rumusan yang masing-masing rumusan itu berdasarkan aspek-aspek yang melatar belakangi pemikirannya yaitu:
a. Rumusan pertama; pemanusian dimana pendidik adann anak didik memanusiakan diri.
b. Rumusa kedua; memasukan anak keddalam akr budaya.
c. Rumusan ke tiga bahwa nilai-nilai hidup manusia pada prinsipnya melaksanakan nilai-nilai
3. Menurut Khihajar dewantara
Pendidikan adalah daya upapa untuk memajukan pertumbuhanya budi pekerti, pikiran, dan taman siswa, tidak dapat dipisah-pisahkan dibahagian-bahagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak, yang kita didik selaras dengan dunianya.


3.Belajar
Belajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu yang baru dengan mengunakan berbagai cara atau proses. Pengertian lain mengatakan bahwa belajar adalah key tem yang paling fital dalamusaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesunguhnya tidak pernah ada pendidkan.
Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan seekelompok umat manusia ditengah perrsaingan manusia yang semakin ketat.
Ditinjau dari tujuan belajar belajar adalah:
a. Mengadakan perubahan didalam diri antara laintingkah laku
b. Mengubah kebiasaan diri yang buruk menjadi baik
c. Dapat merubah keterampilan.
d. Menambah pengetahuan dalam berbagai ilmu.
Proses dan fase belajar terdiri dari:
1. Fase motivasi.
2. Fase konsentrasi.
3. Fase mengolah.
4. Fase dimasukan dalam ingatan.
5. Fase mengenali dlam ingatan.
6. Fase generalisasi.
7. Fase memberikan perstasi.
8. Fase umpan balik

GURU, PEMBELAJARAN, DAN KELAS

A. Sejarah
Pada awalnya kita sudah mengetahui bahwa psikologi pendidikkkan adalah sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi.
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses dengan pendayagunaan kognitif.
5. Penyelengaraan pendidikan keguruan.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang memuasatkan dirinya pada penemuan dan penerapan prinsip-prinsip dan teknik psikologi dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topic psikologi yang erat hubunganya dengan psikologi penddikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikandalam pasal I ayat I UU NO.20/ 2003. SPN yang berbunyi:
“bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa dan Negara”
B. Guru.
Guru adalah seseorang pendidik dimana peran sebagai seorang guru adalah sesuai dengan pendidikan dalam pasal I ayat I yang tujuan utamanya adalah mengembangkan semua potensi yang ada pada peserta didik contohmengembangkan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia serta keterampilan yang berlaku dimasyarakat.
Peran guru dalam lapangan pendidikan adalah merubah tingkah laku negative peserta didik menjadi prilaku positif dan semua itu tidak terlepas dari ajaran pendidikan.
Menurut Drikarja ada beberapa perumusan dan peumusan ini erat kaitanya bagi seorang guru.
1. Pemanusiaan dimana pendidikan memanusiakan dan anak didik memanusiakn diri.
2. Memasukan anak dalam akar budaya.
3. Bahwa nilai hidup manusia padada prinsipnya merupakan pelaksanaan nilai-nilai
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang guru sangat berperan atau sangat dituntut untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Dan seterusnya seorang guru setidak-tidaknya sebelum proses pembelajaran dimulai, mengetahui dulu apakah peseerta didik sudah siap belajar atau tidak.
Menjadikan seseorang guru yang professional yang sangat didambakan oleh pesrta didik adalah “periang, suka berteman, emosi matang, jujur, iklas, dapat dipercaya, seehat mental, dapat menyesuaikan diri, pribadi yang kuat, dan memiliki otoritas.” Seseorang guru yang teladan mampu memiliki ciri adanya rasa pengakuan dan penerimaan, kasih sayang, dan kelembutan, keteladanan, penguatan dan memberikan penegasan yang sifatnya mendidik.
Figur guru Otoritatif(bukan otoriter)
1. Menjaga dan menegakan aturan.
2. Aktif menjalankan tugas,
3. Dapat menjalankan dengan baik
4. Menarik dan tidak membosankan,
5. Adil, taat asas, tidak pilih kasih.
6. Enak diajak berrteman, sopan dalam berbicara,lembut dapat tertawa.
C. Pembelajaran dan kelas.
Pembelajaran adalah seseorang guru menyampaikan materi kepada anak didik dalam proses pembelajaran tidak hanya melakukan proses belajar hanya satu titik saja, ada guru memberikan proses pembelajaanya seperti diskusi, mengadakan Tanya jawab, menulis inti materi yang disampaikan dipapan tulis dan lain-lain.
Kelas adalah salah satu prasarana tempat belajar, dan didalam proses pembelajaran didalam kelas seseorang guru harus mampu melakukan suatu tindakan tegas yang sifatnya mendidik, maksudnya tidak memberrikan hukuman pada anak didik tetapi meberrikan penegasan yang sifatnya mendidik. Guru harus bisa memberikan suatu motivasi kepada peserta didik agar proses pembalajaran didalam kelas dapat berjalan dnegan seoptimal mungkin.

Sumber:
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rajawali.

PSIKOLOGI BELAJAR

A. Defenisi belajar.
Ada beberapa defenis belajar menurul para ahli yaitu:
1. Hilgar dan Bawer
Belajar dengan hubungan berubahnya tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan karena pengalamanya yang berulang ulang dalam situasi itu. Dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseeorang.
2. Eagane.
Belajar itu adalah terjadi bila suatu stimulus bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu.
3. Morgan.
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
4. Witherrington.
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyalakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa keceakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dari deefenisi diatas dapat kita tarik kesimpualan bahwa:
1) Bealajar itu membawa perubahan,
2) Belajar dapat memberikan kecakapan baru.
3) Belajar itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sunguh-sunguh, dengan sistematis mendayakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental seta dana , panca indera, otak dan anggota tubuh lainya. Demikian pula aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya, yang bertujauan mengadakan peubahan dalam arti seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampialn dan sebagianya.

B. Perbadaan kwalitatif dalam belajar
Secara kwalitatif (ditinjau dari sudut jumlah)belajar berarti kegiatan pengisisn atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara instusional (ditinjau dari kelembagaan) belajr dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar akan semakin baik pula mutu peroleh siswa.
Dari dari defenisi defenisi belajar tadi dapat ditemukan adanya beberapa element yang penting yang menarik pengertian tentang yaitu:
1. Belajar merupakasn suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap. Harus merupakan akhir dapat pada sesuatu periode waktu yang cukup panjang.
4. Tingkah laku yang mentengelami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, pemecahan suatu masalah berfikir, keterampilan, kecakapan, kebisaan, sikap.
C. Tujuan pembelajaran
Kegiatan belajar adalah sesuatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru sama-sama mengungkapkan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal. Belajar merupakan hal yang kompleks. Dipandang dari dua subjek dari siswa dan guru.
Tujuan pembelajaran tersebut merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan guru, yang mana sasaran belajar itu merupakan tujuan bagi siswa yaitu:
1. Belajar bertujuan mengadakan perrubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
2. Belajar berrtujuan mengubah kebiasaan
3. Dengan belajar merubahan keterampilan.
4. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
D. Tipologi belajar
1. Keterampilan sensorik
Yaitu tindakan yang bersifat otomatis eehingga kegiatan lain yang telah dipelajari dapat dilaksanakan secara tanpa saling menganggu.
2. Belajar Asosiasi .
Dimana aturan tertentu berhubungan sedemikia rupa terhadap objek-objek, konsep konsep. Sehingga ketika kita menyebut yang satu cenderung untuk teringat yang lain.
3. Keterampilan pengamatan mekanis.
Kategori belajar ini menghubungkan belajar sensik motorik dengan belajar asosiasi.
4. Belajar konseptual.
Adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi atau kondisi-kondisi tertentu.
5. Cita-cita dan sikap
Belakar cita-cita dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah didunia yang besar adalah sulitnya orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda memiliki rasa laing pengertian antara yang satu dengan yang lainya.
6. Belajar memecahkan masalah.
Pemecahan masalah dipandang untuk beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respon tidak bergantung pada kemampuan ide-ide, abstrak-abstrak, mengunakan aspek-aspek dan perubahan-perubahan dari belajar tertentu. Melihat perbedaan yang kecil dan memproyeksikan dari remaja yang akan dating.




Sumber:
Ngaliom Purwanto, 1990. Psikologi pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Sumadi Suryabrata, 1971. Psikologi pendidikan. Yogyakarta. PT Raja Grafindo.
Muhibbin. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

PENDEKATAN PRILAKU DALAM BELAJAR

A. Kondisioning klasik dan kondisioning peran Behavioristik.
Belajar dalam teori ini adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, atau belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai interraksi antara stimulus dan respon.
B. John B Watson
Menurut thordik Watson bahwa adanya stimulus dan respon tersebut harus berbentuk tingkah laku yang bisa diamati atau perubahan mental yang mungkin terrjadi dalam belajar dan mengabungnya sebagai faktor yang tdak perlu diketahui.
C. Edward L. Thordike
Menurut thordike belajar adalah proses interaksi antara stimulus (piukiram, perasaan, atau gerakan) dan respon (bisa berentuk pikiran perasaan atau gerakan) bahwa perubahan tingkahlaku itu berupa sesuatu yang kongrit (dapat diamati) atau non kongrit (yang tidak dapat diamati)
D. Teori belajar sosial
Belajar sosial adalah belajar dengan adanya interaksi antara individudengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok(belajr denga peniruan tingkah laku)
Menurut teoti belajar sisoal hal yang amat penting adalah kemapuan individu untuk mengambil intisari informasi dari tingkah laku orang lain. Memutuskan tingkah laku mana yang kan diambil.
Asumsi dasar teori ini adalah:
1. Hakekat belajar dalam latar alami
2. Hubungan belajar dengan lingkungan.
3. Defenisi dari apa yan dipelajari
Hakiakat belajar menurut teori belajar sosial bandura bermulai dari belajar imitatif. Tingkah laku dan lingkungan itu dapat diubah dan tak satupun merupakan penentuan utama dari terjadinya perubahan tingkah laku.
Bandura berpendapat bahwa paham belajar sosial orang tidak didorong tetapi dari adanya stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan dan timbulnya respon dari individu.
Bagan Hubungan Segita Antara lingkungan
Faktor Pribadi, dan tingkah laku



E. Konstruktivitis
bahwa belajar dari pengalaman yang dialami oleh individu, kemudian dari pengalaman itu individu bisa mencari merangkai dari beberapa pengalaman tersebut sehingga bisa diambil suatu generalisasi. Para ahli konstuktivis berpandangan bahwa pengetahuan dipandang sebagai suatu proses pembentukan yang terus menerus berkembang dan berobah,
F. Psikologi Humanistik.
Belajar humanistic yaitu belajar yang timbul atas kemanusiaan itu sendiri/ dari pengalaman, kemauan dari individu tanpa adanya stimulus dan respon. Teori ini menekanakan kepada pentingnya isi dari proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Aplikasinya adalah menetukan tujuan instruksional menentukan materi pelajaran, mengidentifikasi entry behavior siswa. Mendisai wahana, membinmbing siswa belajar aktif dan lain-lain.

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PENDIDIKAN

Proses perkembangan dengan prosees bejar mengajara yang dikelola para guru terdapat benag merah yang mengikat kedua prosees tersebut. Salah satunya kesulian yang dialami para guru dalam semua jenjang pedidikan adalah menghayati makna nyan dalam mengenai hubungan perkembangan khususnya ranah kognitif dengan proses belajar mengajar yang menjadi tanggung jawabnya.
Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kesiswaan yang bekeudukan pada otak, dalam prespektif psikologis kognitif adalah sumber seekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainya, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan seedemikian rupa agar ranah kognitif siswa datap berfungsi secara posif dan bertanggung jawab dalam arti tidak menimbulkan nafsu serakah, dan kedustaan yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri saja tetapi juga merugikan orang lain.
Tanpa kognitif, sulit dibayangkan seseorang sisiwa dapat berfikir selanjutnya, tanpa kemapuan berfikir, mustahil siswa dapat memahami dan meakini kaedah materi pelajaran yang disajikan kepadanya.
Dalam upaya pengembangan kognitif siswa secara terarah baik oleh orang tua, maupun oleh guru sangat penting. Upaya pengembangan funsis ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya pada pengembangan ranah afektif, dan psikomotor.
Tanpa pengembangan strategi belajar dalam penyampaian strategi pembelajaran siswa akan sulit diharapkan mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
Prefensi kognitif yang perrtama ada umumnya timbul karena dorongan luar yang menyebabkan siswa berangapan bahwa belajar hanya seebagai alat atau menceah ketidak lulusan atau ketidak naikan. Sebaliknya prefensi kognitif yang kedua biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri siswa sendiri dalam arti siswa tersebut memmang membutuhkan materi pelajaran yang disajikan gurunya.
Guru juga dituntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan mengunakan pengetahuan yang dimilikinya terhadap pesan moral dan nilai yang terkandung dalampengetahuaan.

Rujukan: Soemanto wasty, 1983. Psikologi Pendidikan. Malang. Rineka cipta.

Jumat, 30 Oktober 2009

'Sayang, Kapan Pulang?' Hantui Komputer


Jakarta - Sebuah pesan dengan nada manja tampil di layar komputer: sayang kapan kamu kembali ke indonesia? apa kamu kembali dengan hatimu yang dulu? Ada apa di balik pesan itu?

Pesan yang muncul dalam sebuah file teks itu sebenarnya adalah ulah sebuah virus komputer. Seperti disampaikan analis antivirus, Alfons Tanudjaya, kepada detikINET, Senin (26/10/2009), virus dengan julukan Rieysha Part 2 itu merupakan varian dari virus yang sebelumnya sempat beredar di Indonesia.

Pesan itu disusupkan virus jenis Trojan dengan nama lengkap W32/VBTroj.VNE. Ini merupakan varian dari virus sebelumnya yang berjulukan 'Nadia Saphira' alias W32/VBTroj.AOQB, yang juga merupakan turunan dari virus Bulu Bebek yang sempat beredar di Indonesia.

Pesan serupa juga bisa muncul dalam program Microsoft Word lewat file bernama "system32pesan.doc". Berikut bunyi pesan itu:

yanx kapan kamu balik?

aku sudah kangen berat nih

kenapa sih mesti pergi jauh dariku

apa kamu kembali dengan hatimu yang dulu

apa aku akan merasakan kehangatan cinta yang dulu

Beberapa ciri-ciri komputer yang terserang virus ini, selain menampilkan pesan di atas, adalah:

* Tampilan desktop wallpaper berubah menjadi pesan error.
* Format penanggalan mencantumkan kata-kata 'Rieysha'
* Mengubah nama pemilik komputer menjadi 'kamu kembali' dan 'sayang kapan'
* Mematikan beberapa fungsi Windows, termasuk Task Manager, mengaktifkan Autorun, menyembunyikan beberapa hal seperti: Shutdown, Drive, Folder Search, Folder Options, Run dan Programs (di Start Menu).
sumber: detik.com

Serangan Cyber Hantam 750 Ribu Facebooker



Fino Yurio Kristo - detikinet

Facebook

Washington - Serangan masif botnet dilaporkan menerjang sekitar 750.000 user Facebook. Menurut vendor sekuriti Cloudmark, dalam serangan ini user Facebook dikirimi pesan palsu yang menyatakan password user telah direset terkait soal keamanan.

Pesan dengan subyek "Facebook Password Reset Confirmation" itu punya attachment file yang diklaim berisi password baru. Namun sesungguhnya, file tipe .zip itu mengandung downloader Trojan yang dinamakan 'Bredlab' atau 'Bredolab'.

Downloader ini menghantarkan bermacam malware termasuk software sekuriti palsu. Akibatnya, komputer korban bisa terinfeksi. Serangan tersebut membuat perusahaan sekuriti termasuk Symantec, Trend Micro dan Websense merilis peringatan.

"Varian Bredolab ini terkoneksi dengan sebuah domain Rusia dan komputer yang terinfeksi sepertinya jadi bagan dari botnet Bredolab," tukas Shunichi Imano, peneliti di Symantec, seperti detikINET kutip dari ComputerWorld, Jumat (30/10/2009).

Sedangkan Jamie Tomasello dari Cloudmark menyatakan bahwa perusahaannya mendeteksi jumlah pesan yang disebar mencapai hampir sejuta. "Hitungan kami terus berlanjut dan ada sekitar 753.000 (pesan yang tersebar) saat ini," ujarnya.

Sedikitnya 8% dari user yang dikirimi mengira pesan tersebut benar adanya. Meski demikian, Cloudmark tidak punya data seberapa banyak pemakai Facebook yang terkena efek serangan.

Sebelumnya, Facebook juga pernah terkena serangan virus yang bernama Koobface. Pihak Facebook pun menyarankan agar pengguna tidak membuka e-mail yang mencurigakan.

"Facebook tidak akan pernah mengirimi Anda pasword dalam bentuk attachment," tandas juru bicara Facebook.

Senin, 26 Oktober 2009

Sejarah Pembinaan Anak Berbakat di dunia dan di Indonesia

Masalah anak berbakat telah lama menjadi perhatian masyarakat dalam budaya mans pun. Dengan mengetahui sejarah pembinaan anak bnerbakat dapat diketahui pula hal-hal yang dilakukan orang sejak zaman dahulu terhadap anak berbakat tersebut. Catalan sejarah tentang keberbakatan oleh Reni- Akbar-Hawadi (2002) diambil dari berbagai sumber: Shertzer Bruce (1960), Hildreth (1966), Laycock (1979), Davis & Rimm (1989) serta Colangelo dan Davis (1991) sebagai
berikut:
1. Periode Abad ke-18 dan Sebelumnya
Bangsa Cina berpedoman pada ajaran Confucius (500 SM) yang menekankan pendidikan harus diberikan pada seloruh anak dalam segala lapisan tanpa memandang perbedaan kelas sosial. Anak-anak tersebut harus dididik berbeda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Anak-anak berbakat intelektual telah dihargai tinggi. Mereka yang dengan kemampuan luar biasa (prodigies) yang berasal dah segala lapisan sosial dikirim kekerajaan untuk dilatih dan dikembangkan lebih lanjut, sesuai dengan bakat yang dimiliki. Saat itu bangsa Cina telah menerima adanya keragaman bakat, pentingnya kemampuan membaca, kemampuan kepemimpinan, kemampuan imigrasi, kemampuan membaca cepat, kemampuan ingatan, kemampuan berpikir dan kepekaan Perceptual.
Bangsa cina juga telah menyadari bahwa kemampuan anak berbakat intelektual tidak akan berkembang penuh jika tidak diberikan pendidikan khusus. Dorongan diberikan karena mereka meyakini bahwa sokongan, motivasi merupakan hat yang dianggap penting bagi anak yang dianggap lebih. Pendidikan bagi anak berbakat tidak saja untuk memenuhi kebutuhan dirinya tetapi juga untuk kepentingan kerajaan, baik karier di universitas maupun untuk menempati posisi yang bagus di kerajaan.
Demikian pula di Jepang pada pedode Tokugawa (1604), anak-anak desa yang miskin diberikan pelajaran untuk mampu bersikap setia, patuh, rendah hati dan tekun. Adapun anak-anak samurai dididik bidang studi konfusius klassik, seni, sejarah, komposisi, kaligrafi, nilai, moral dan etika. Akan tetapi, baik anak dari masyarakat yang kebanyakan maupun anak samurai yang berbakat, sama¬sama akan memperoleh pendidikan yang khusus (Anderson, 1975, dikutip Colange, 1991).
Bangsa Sparta di Yunani yang menekankan keterampilan militer merupakan hat yang sangat be-harga bagi anak laki-laki. Sejak lahir telah dilakukan seleksi dan, pada usia tujuh tahun anak lakHaki dididik dan dilatih untuk menguasai seni temper dan seni perang. Jadi keberbakatan di sini diartikan sebagai keterampilan-keterampilan bertarung dan kepentingan militer (Meyer, 1965 dalam Colangelo, 1991).
Pada bangsa Yunani, khususnya di kalangan menengah ke alas, anak laki¬laki di sekolahkan untuk dapat membaca, menulis, berhRung, sejarah, seni dan kebugaran fisik. Setelah anak meningkat besar, guru-guru profesional dipanggil ke rumah untuk memberikan bimbingan aricmatica, logika, retorika, politik, tats bahasa, budaya umum dan keterampilan berdebat.
Dalam buku . nya yang berjudul Republic, Plato memaparkan pandangannya tersendiri dalam tentang anak berbakat intelektual. Memurut plato ada tiga jenis manusia yaitu jenis emas, perak, dan jenis perunggu. Setiap jenis mempunyai perantersendiri dalam masyarakat yang berbeda satu dengan yang lain. Jenis manusia emas adalah jenis manusia unggul, yang mempunyai kelebihan ketimbang jenis lainnya sehingga dikatakan oleh Plato anak-anak dari emas ini sangat memedukan pendidikan khusus clan amat diperlukan oleh negara untuk menduduki posisi yang penting. Plato menyebutkan bahwa kemampuan lebih yang dimiliki seseorang adalah suatu gift, yakni karunia dari Tuhan yang tidak boleh disia-siakan dan karena itu periu diperhatikan khusus. Dengan menyebut sebagai gift, Plato ingin menunjukkan bahwa manusia jenis emas dapat dilahirkan dari orang tea yang berjenis Perak atau berjenis perunggu. Jadi gift bukan yang didapat dari keturunan. Oleh karena itu, menurut Plato untuk menyeleksi seseorang agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, faktor inteligensi dan stamina fisik lebih diutamakan dadpada status sosial.
Periode Renaisanse di Eropa (tahun 1300-tahun 1700) kita ketahui menghasilkan kesenian, arsitektur dan buku-buku yang luar biasa indahnya. Pemenntah dan masyarakat saat itu telah membedkan penghargaan kepada orang-orang yang berbakat dan kreatif. Orang-orang tersebut antara lain Michael Angelo, Leonardo da Vinci, Baccacio, Berhini dan Dante.
Demikian Pula pada abad ke-15 sampai ke-19, Oleh Sultan Mahmet dari kerajaan Ottoman-Turki. Dad sekolah kerajaan di pusat ibu kola yang disebut The Palace School di Konstantinopel, setiap tahun menyelenggarakan seleksi terhadap ratusan pemuda yang berusia 10 tahun sampai 14 tahun. Pemuda dengan kategon yang paling gagah, paling pandai dan, paling menjanjikan diantara pemuda sebayanya. Disantero di keajaan selanjutnya akan dididik selama 12 tahun, sampai 14 tahun lamanya. Mereka yang berpotensi kursi jabatan yang tinggi dalam pemerintahan.
Pada awal abad ke-18 Thomas Jefferson dari Amerika Serikat mengajukan gagasan dalam pendidikan yaitu Diffusion of Education, yang menunjukkan pada pelayanan pendidikan yang berbeda bagi setiap individu, sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Gagasan tersebut dilandasi oleh pemikirannya bahwa seluruh manusia senarusnya memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan bakat-bakat mereka yang tidak sama (DeHaan dan havighurst, 1961). Dengan gagasan ini, Jefferson mengusulkan pada kongres suatu pemyataan legislatif yang beoudul Bills of the More Geberal Diffusion of Knowlegde, yang tujuannya menyediakan dana bagi generasi muds Amerika yang dianggap berbakat untuk mendapatkan pendidikan sampai universitas.
2. Periode Abadke--19
Pada abad ke-19 dunia ilmu pengetahuan berkembang pesat. Banyak penelitian dil2kukan untuk mngetahui siapakah manusia sesungguhnya. Manusia dilihat dari berbagai sudut Pandang dan salad satunya adalah upaya untuk melihat kemampuan manusia
Dalam kaitannya dengan keberbakatan, masalah hangat yang diperten-tangkan menyangkut apakah keberbakatan tersebut merupakan suatu hal yang diperoleh secara turun temurun ataukah sesuatu yang dibentuk oleh lingkungan. Charles Darwin (1859) dianggap pakar yang memulai debat tiada henti, dalam bukunya yng berjudul The Origin of The Species. Premis dasar Darwin membuat kejutan pada zamannya dan membawa dampak sosial. Menurut Darwin, seluruh spesies tunduk dan patuh pada hukum alam di dalam waktu geologis. Ada seleksi alamiah dan yang unggul adalah yang bertahan.
Menurut Gallon, inteligensi adalah fungsi dad persepsi yang berkaitan dengan inderawi seseorang, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan waktu reaksi. Galton meyakini bahwa satu-satunya informasi yang sampai ke kita berkaitan dengan peristiwa luar yang tampil melalui inderawi kita bahwa semakin jelas penginderaan kita, maka semakin berbeda, semakin lugs putusan, dan kecerdasan yang dapat dilakukan (dalam Eby dan Smutny, 1990). Untuk itu konsep Galton tentang inteligensi berhubungan erat dengan tes inderawi tersebut.
Berdasarkan pandangan tersebut Gallon berpendapat bahwa faktor hereditas merupakan faktor utama dalam menentukan kemampuan intelektual seseorang. Hasil penelitian telah dipublikasikan yang berjudul Hereditary Genius pada tahun 1880. Di samping panclangannya mengenai faktor hereditas, Galton juga berpendapat bahwa keberbakatan terdiri clad banyak bidang seperti kemampuan musik, kemampuan atletik dan kemampuan menulis. Cin-ciri mental ini diturunkan dan bukan didapatkan dad pengaruh lingkungan (Howley, Pandarvis dan Pandarvis, 1990). Penelitian Galton dianggap penelitian yang signifikan yang berkaitan dengan intelegensi clan tes intelegensi, dan juga merupakan penstiwa penting di dalam perkembangan sejarah ilmiah anak berbakat intelektual pada abad ke-19. Ada satu pandangan Galton yang cukup menank mengenai faktor non intelektual bagi keberhasilan seseorang yang bukan semata-mata diperoleh can faktor keturunan saja. Bagi Galton, kejeniusan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, yang diperoleh dad kombinasi sifat-sifat yang meliputi., kapasitas intelektual, semangat tinggi, dan days bekerja. Di samping hal di alas, studi yang dilakukan Gallon pada orang-orang yang berkr-mampuan luar biasa dengan mencoba memahami cars kerja fungsi mental mereka, sehingga menghasilkangagasan yang cemedang-, dianggap pula sebagai bagian dad upaya untuk memahami kreativitas (Guilford, 1968).
Di samping Galton, peristiwa kedua bagi perkImbangan sejarah ilmiah anak berbakat intelektual pada abad ke-19 adalah penelitian yang dilakukan oleh Alfred Binet dan T. Simon (Davis clan Rimm, 1985). Tahun 1890-aq di Paris, Binet dan Simon diminta oleh pernerintah Perancis untuk mengidentifikasi anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran di kelas biasa. Binet clan Simon kemudian menciptakan alai tes untuk mengukur kemampuan mental anak. Tes tersebut berupa skala dalam 30 tugas praktik yang diurut sesuai dengan derajat kesulitan tugas. Skala Binet-Simon meliputi tugas-tugas seperti melihat dengan satu mata, membuka bungkus penmen dan memakannya, mengikat tali sepatu, mengingat dan menyebutkan digit dan kalimat. Dengan tugas-tugas dalam tes tersebut dapat diketahui bahwa konsepsi Binet untuk intelegensi dapat digunakan pada berbagai fungsi mental, seperti attensi, memos, clan diskriminasi yang disertai kemampuan pengqmbi!an keputusan praktis (Fancher, 1985 dikutip dalam Eby & Smutny, 1990 dalam Reni Akbar-Hawadu, 2002). Hasil eksperimen ini, Binet mampu membandingkan jawaban-jawaban yang tidak diketahui dalam skalanya dan menunjukkan apakah subjek tersebut tergolong normal ataukah bodoh dalam intelegensinya.
Berdasarkan konsep yang dikembangkannya, Binet meyakini bahwa pemberian pendidikan atau latihan yang tepat akan membuat seseorang dapat menye:esaikan tugasnya dan meningkatkan usia mentalnya. Selanjutnya, is menguraikan bahwa kemampuan mental adalah fungsi dad proses penilaian dan fungsi yang bersifat umum. Kedua hal tersebut dapat dipengaruhi melalui proses pendidikan (Eby & Smutny, 1990). Dengan pandangan ini, Alfred Binet merupakan orang pertama yang menangkis pemyataan Gallon dengan menyatakanfaktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual seseorang. Bagi Binet, kecerclasan adalah hasil dari pendidikan (1990). Melalui studi yang dilakukan oleh Binet dapat dikatakan bahwa kontnbusi Binet bagi ilmu pengetahuan anak berbakat intelektual adalah: (1) dibuatnya skala clan tes yang dapat membedakan antara siswa normal dan siswa bodoh di sekolah-sekolah dan (2) dikembangkannya konsep usia mental, yang menunjukkan apakah seseorang anak berada di atas atau di bawah usia kalendernya.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh James McKeen Cattail (1980-an) dan Golddard (1910) dari Amerika, dapat ditunjukkan bahwa tes Binet clan Simon dapat digunakan untuk pengukuran anak normal clan anak di atas normal (Davis & Rimm, 1985).
3. Periode Abad ke- 20 ke Atas
Catatan sejarah yang memonjol pada abad ke-20 adalah adanya studi yang dilakukan oleh Lewis Terman clan kawan-kawan selama lebih kurang 40 tahun (Terman & Oden, 1959 dikutip dari Feldhusen, Baska & Seely, 1989). Studi longitudinal Terman dianggap meletakkan pengertian bagi dasar-dasar ilmiah keberbakatan serta meratakan jalan bagi upaya-upaya praktis untuk mengidentifikasi anak berbakat intelektual di sekolah. Studi longitudinal Terman dan kawan-kawan diawali tahun 1921, terhadap 1.528 anak berbakat intelektual (851 anak laki-laki clan 677 anak perempuan) berusia 12, tahun yang mempunyai IQ 140 ke atas. Untuk kepeduan studi tersebut, Terman melakukan modifikasi skala Binet dan Simon sehingga digunakan untuk membedakan antara anak bodoh clan anak pintar. Oleh karena itu, Terman dianggap, sebagai prang pertama yang bertanggung jawab dalam penggunaan skala Binet di Amerika (Kathena,1992)
Penggunaan tes intelegensi dalam studi longitudinal Terman sebagai upaya untuk mengenali anak berbakat intelektual dianggap sebagai kontribusi yang unik. Terman berhasil melakukan penelitian longitudinal yang komprehensif dengan menggambarkan perilaku clan prestasi anak berbakat intelektual sejak masa kanak-kanak sampai usia bays. Mengingat jasanya dalam perkembangan anak berbakat intelektual tersebut, Terman disebut sebagai Father of Gifted Children. Studi longitudinal tersebut tidak saja dilakukan oleh Terman sendiri pada tahun 1929, 1950, clan 1955. tetapi setelah Terman meninggal pun (tahun 1959), studi longitudinal masih tetap dilangsungkan. Dari studi longitudinal Terman didapatkan catatan penting tentang adanya faktor kemauan dan motivasi (Kathena, 1992).
Gitudinal Terman, periode abad ke-20 ditandai dengan munculnya gerakan terakhir kreativitas yang diperkenalkan oleh Guilford dan Torrance di tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Menurut Kathena (1992), gerakan terakhir ini semakin menguatkan kita untuk mengerti tentang anak berbakat intelektual. Mengutip Gowan (1978a), Kathena menyebutkan bahwa studi mengenai anak berbakat intelektual yang dipelopori oleh Terman (1922) dan perkembangan teori kreativitas yang dipelopori oleh Guilford (1950) dan Torrance (1960) tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang terpisah dan berdiri sendiri (Kathena, 1992). Beberapa penelitian anak berbakat intelektual pada tahun 1950- an yang dapat disebutkan dilakukan oleh Havighurst, Slivers, dan DeHaan (1955); Hollingworth, (1926, 1942); Passow, Goldberg, Tannenbaum, dan French (1955) serta Witty (1951), dapat mempeduas pemahaman kita tentang anak berbakat yang tinggi keberbakatannya, dan konsep keberbakatan dalam arti lugs sebagai upaya dalam pendidikan anak berbakat intelektual (Feldhusen, 1989).
Dalam filsafat kehidupan di Indonesia yang tercermin di daTam sistem pendidikannya amat ditekankan betapa penting berbagai kemampuar, manusiadimekarkan sehingga menjadi makhluk individu yang mandiri. Tetapi sekaligus Selain itu sejak tahun 1974 pemerintah telah menyediakan beasiswa bagi anak dituntut pengakuan terhadap perannya di masyarakat sebagai makhluk sosial.
Salah satu pengkajian terhadap pemikiran ini adalah suatu proyek pengembangan pendidikan anak berbakat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan pendidikan dan Kebudayaan Depdikbud, tahun 1982 – 1985. Bertolak dad GBHN Pekta IV (1983 – 1988), yang menyatakan secara tugas bahwa luar biasa, maka dikaji suatu "pilot project" di Jakarta tahun 1980, dengan bermula dari identifikasi dan seleksi anak berbakat. Empat puluh Sekolah Dasar yang menjadi sampel identifikasi anak berbakat, yang diikuti dengan identifikasi terhadap belasan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas (tahun 1982).
Proses identifikasi ini bertahap dua, yaitu:
1) penjaringan umum dengan tujuan merijaring 20% - 25% anak berbaka dari populasi Sekolah, kemudian untuk disanng lagi lebih cermat lagi. Penjaringan beranjak dari nominasi oleh guru mata pelajaran , nilai vapor dalam beberapa mata pelajaran dan tes inteligensi umum.
2) Proses seleksi, yang didasarkan atas baterai tes inteligensi dan kreativitas, serta skala pedlaku siswa, yang hares diiisi oleh guru dan tes hasil belajar.
Sangat disayangkan, seluruh kegiatan ini terhenti dan ditunda karena alasan finansial, setelah sejumlah kurang lebih 42 orang anak berbakat pads tahun 1986 dikiri-n ke luar neged untuk belajar mancapai gelar kesarjanaan. Sementara itu Badan pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) jugs mengirim sejumlah (kurang lebih 100 orang anak berbakat) ke luar negeh, untuk mencapai kesarjanaan. Hampir 80% anak berbakat tersebut kini sudah kembali ke Tanah air dengan sukses meraih kesarjanaannya. yang berkemampuan unggul, namun tidak memiliki kemampuan ekonomis yang melanjutkan pelajarannya. Namun sayang sekali, dad sampel anak yang terakhir disebut ini, meskipun kriteria yang ditetapkan bagus, ternyata dalam implementasinya tidak menjaring dengan cermat keberbakatannya

INFO PENERIMAAN CPNS SUMBAR 2009-2010

Akhirnya yang ditunggu ratusan ribu orang datang juga. Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Sumbar resmi dibuka tanggal 10 November mendatang serentak di seluruh kabupaten/kota.

“Semula direncanakan diumumkan 10 November 2008, namun setelah dirapatkan akhirnya disepakati menjadi tanggal 10 November 2008 ,” terang Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Sumbar Jayadisman, SH.

Tahun ini, kata dia, Sumbar menerima sebanyak 7.304 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Terdiri dari 5.979 pelamar umum, 1.155 orang tenaga honorer dan 170 orang sekretaris desa/ nagari. Ujian untuk pelamar direncanakan pada 30 November 2008 mendatang.

Mereka semua nantiya akan mengisi formasi di kabupaten/kota dan provinsi. Jayadisman menjelaskan, terbanyak menerima pegawai dari pelamar umum adalah Pasaman Barat dengan mencapai 398 orang. Terendah Kota Solok dengan penerimaan 94 orang. Tapi kalau ditambah dengan tenaga honor yang tertinggi menerima pegawai adalah Kota Padang sampai 507 orang. Di Padang untuk pelamar umum 308 orang, 195 orang guru, 80 orang tenaga kesehatan dan 33 orang tenaga teknis.

Untuk pelamar umum difokuskan penerimaan untuk mengisi formasi guru, tenaga kesehatan dan tenaga teknis, tenaga kesehatan yakni dokter, bidan, perawat dan para medis. Pendidikan terakhir mereka yang ingin ikut ambil bagian dalam penerimaan ini minimal D3 atau S1.

Calon peserta ujian ini haruslah mereka yang berusia tidak lebih dari 35 tahun. Waktu mengajukan permohonan pelamar cukup membawa surat permohonan disertai dengan fotocopy ijazah dan fotocopy KTP. Sedangkan pembuatan soal nantinya akan kembali bekerjasama dengan Universitas Negeri Padang (UNP).

Penerimaan pegawai tahun ini lebih untuk mengisi kekosongan yang ada di provinsi ataupun kabupaten/kota. Karena setiap tahun lebih dari 30 ribu pegawai yang pensiun. Di provinsi saja, ada sekitar 300 orang lebih yang pensiun setiap tahun. Kini hanya sekitar 7.266 orang pegawai yang tersisa.

Khusus penerimaan CPNS di lingkungan Pemprov, diakui Jaya Disman semula diajukan sebanyak 126 orang, tapi akhirnya ditambah sebanyak 12 orang lagi sehingga menjadi 138 orang. Untuk 12 orang tambahan itu berasal dari atlit dan pelatih berprestasi.

Soal Sekretaris Desa (Sekdes) yang di Sumbar lebih didominasi dengan Sekretaris Nagari (Seknag) sebelumnya sudah ditata sekitar tahun 2005 atau 2006 lalu. Dari pendataan itu, tahap awal sebanyak 170 orang berkesempatan untuk diangkat.
baca lengkap

Jumat, 23 Oktober 2009

Windows XP tak dijual Lagi

JAKARTA: Microsoft memprediksi diluncurkannya sistem operasi Windows 7 bagi pasar ritel akan mengurangi pengguna Windows XP di Indonesia yang kini jumlahnya mencapai 70% dari total komputer di Indonesia.

Lukman Susetio, Windows Client Product Manager Microsoft Indonesia, mengatakan pihaknya kini tidak lagi mengeluarkan produk Windows XP pascapeluncuran Windows7.

"Produk Windows XP yang ada di pasaran saat ini hanya untuk menghabiskan stok," ujarnya di sela-sela acara peluncuran Windows 7 kemarin.

Menurut Lukman, Windows 7 secara sistem hampir mirip dengan Windows Vista, tetapi bekerja dengan lebih cepat dan ringan atau tidak memakan banyak kaveling di hard disk.

"Ketika peluncuran Vista, para pengguna XP masih ragu. Kini, seharusnya mereka tidak perlu ragu lagi untuk melakukan upgrade. Apalagi hampir semua vendor sudah memasukkan Windows 7 dalam produk terbaru mereka."

Dia menjelaskan baik vendor global maupun lokal, sudah memasukkan Windows 7 dalam produk terbarunya. Apalagi mereka yang mengeluarkan netbook dan notebook. Beberapa seri bahkan bisa di-upgrade langsung ke Windows 7.

Konsumen diharapkan dapat segera menggunakan sistem operasi ini. Berbeda dengan Vista yang sulit beroperasi pada netbook dan komputer jinjing dengan harga kurang dari US$300 juta, Windows 7 mampu menjawab tantangan ini.

Microsoft mulai memasarkan produk ini secara serentak mulai kemarin bagi pasar ritel, sementara pasar enterprise sudah menikmatinya sejak 2 bulan lalu.

Microsoft menawarkan kolaborasi fitur antara Windows 7 dan Windows Server 2008 R2, yang akan menghasilkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas kerja tanpa mengurangi tingkat keamanan bagi pelanggan korporasi.

Lukman mencontohkan teknologi direct access (akses langsung) yang membantu pengguna untuk mengakses jaringan korporat tanpa menggunakan jaringan pribadi (VPN/virtual private network) dan branch cache untuk mengoptimalisasikan penggunaan bandwidth di kantor cabang ketika mengakses data kantor pusat.
Baca Lengkap

Selasa, 20 Oktober 2009

MEMASUKI DUNIA KERJA


A.BEKERJA BAGI ORANG DEWASA
Bekerja merupakan salah satu dimensi kehidupan orang dewasa awal yang sangat penting. Mereka bekerja dengan berbagai alasan, seperti untuk mendapatkan kepuasan pribadi, penghasilan, dan status sosial. Bagi kalangan ekonomi lemah bekerja untuk menda¬patkan penghasilan. Bagi kalangan ekonomi tinggi, tujuan bekerja adalah untuk mendapatkan kepuasan dan status. Mereka yang bekerja untuk mendapatkan kepuasan dan status adalah pekerja¬pekerja yang profesional atau semi profesional.
Dimensi penting dalam kepuasan kerja ini adalah umur pekerja. Orang yang lebih tua merasa lebih puas dengan pekerjaan yang telah ia miliki dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Kepuasan juga dipengaruhi oleh sikap terhadap pekerjaan. Orang dewasa awal yang matang bersikap menyenangi dan mencintai pekerjaan sebagai sesuatu yang mengairahkan bernilai sosial, dan meningkatkan ego streng nya.
B.PENYESUAIAN TERHADAP KARIR
Bakat sangat menetukan sikap orang terhadap pekerjaanya.pekerjaan seeseorang yang dipilih berdasarkan bakatnya, cenderung disenangi oleh orang yang bersangkutan, sebaliknya pekerjaan yang sedikit kesesuianya dengan bakat yang dimiliki seseorang menyebabkan pekerjaan itu dibenci atau kurang disenangi. Oleh karena itu dalam pemilihan pekerjaan hendaklah dipoertimbangkan terlebih dahulu. Biasanya dilakukan tes terlebih dahulu.

C. PROBLEMA DALAM PENYESUAIAN KARIR

Bagi orang dewasa yang sudah matang dalam pekerjaan mungkin tidak begitu bermasalah. Akan tetapi bagi orang dewasa yang kurang matang dalam bekerja, kurang mencintai pekerjaan, meskipun gajinya lumayan ia mengangap dan merasakan bahwa sulit. Meskipun pekerjaan yang ia lakukan tidak membutuhkan aktivitas fisik dan mental yang berlebihan.


D. PERKEMBANGAN SOSIAL
Dalam perkembangan sosial dewasa awal terjadi pendekatan sosial untuk memilih jodoh. Hal ini ditandai oleh tercapainya ke¬mampuan membina hubungan yang sangat akrab dengan lawan jenis, misalnya "berpacaran". Sebaliknya ada orang yang meng¬alami isolasi, yang ditandai oleh ketidakmampuan membina ke¬akraban dengan lawan jenis, merasa takut akan ditolak, tidak memiliki identitas diri, narcisisme yang berlebihan yang kesemua¬nya menghalangi orang itu untuk membina keakraban dengan orang lain, khususnya lawan jenis (Erikson, 1963).
White (1970) berpendapat bahwa dewasa awal merupakan periode pembinaan hubungan yang mendalam dengan orang lain. Ada dua kecenderungan bentuk hubungan sosial menurut Roberth, yaitu freeing interpersonal relationship dan stabilization identity. Yang dimaksud denganfreeing interpersonal identity adalah orang¬orang yang menunjukkan kematangan sosial yang tinggi, terhindar dari sifat-sifat egosentris, memiliki sifat toleransi yang tinggi, se¬nang menghargai orang lain, dan mampu menerima kritikan dari orang lain. Orang yang mempunyai sifat stabilization identity di¬tandai oleh tingkah laku sosial yang suka mementingkan diri sendiri dan mempertahankan identitas diri, tanpa memperhatikan kepen¬tingan orang lain. Serentak dengan itu, muncul lagi kecenderungan tingkah laku yang disebut dengan deepening of interest, yaitu minat yang lebih terarah kepada satu atau dua minat yang ditekuni dengan serius dibandingkan minat pada masa remaja yang memiliki banyak minat tapi belum serius. Tingkah laku lainnya yang muncul pada periode ini adalah humalization of value, yaitu bertingkah laku beinilai manusiawi. Orang ini memiliki kesadaran yang tinggi ter-hadap nilai kemanusiaan, dan membentuk pandangan nilai tentang cara mencapai tujuan sosial.
Perkembangan sosial pada intinya bersangkutan dengan faktor-faktor pengarah bagi individu dalam aktivitas-aktivitas sosial dan mobilitas sosial.
Semua dewasa awal mesti memiliki posisi dalam kehidupan sosial, entah itu dalam lingkungan sosial secara luas atau lingkungan sekolah, perguruan tinggi, lingkungan keluarganya. Posisi tersebut menantang bagi dewasa awal untuk berperan didalamnya dan mengadakan aktivitas-aktivitas tertentu sesuai dengan peranannya, seperti sebagai pemimpin, pengatur, atau pengikut. Dalam aktivitas-aktivitas sosial itu tadi para dewasa awal bekerja, belajar dan berpengalaman guna menjalin dan menta kedudukannya sebagai anggota suatu kelompok masyarakat. Dewasa awal pada umumnya punya cita-cita atau arah tujuan hidup bermasyarakat. Disamping itu para dewasa awal pada umumnya menginginkan adanya “ hari esok yang lebih mapan dari sekarang”. Cita-cita, keinginan atau harapan tersebut membawa para dewasa awal pada apa yang dikenal dengan proses mobilitas sosial.
1. Proses Perubahan Dalam Aktivitas Sosial
Proses perubahan dalam aktivitas sosial, bersangkutan dengan perubahan pola hidup berdasarkan pertambahan usia, status perkawinan dan status jabatan.
Berdasarkan pertambahan usia terjadi proses perubahan dalam aktivitas social. Dalam tahun-tahun pertama masa dewasa awal, merupakan masa “kesepian” bagi kebanyakan dewasa pria maupun wanita. Orang dewasa awal baik pria maupun wanita, dalam usia 30 tahun pada umumnya telah mencapai penyesuaian terhadap berbagai perubahan dan memantapkan diri dalam berbagai aktivitas sosial.

Berdasarkan status perkawinan, juga terjadi proses perubahan dalam aktivitas sosial. Bukan saja perubahan status antara masa sebelum berkeluarga dengan masa setelah berkeluarga, melainkan juga adanya perubahan status keorangtuaan yaitu dengan hadirnya anak dalam lingkungan keluarga.
Berdasarkan perubahan status jabatan juga terjadi proses perubahan dalam aktivitas sosial dimana manusia mengalami perkembangan jabatan. Perkembangan jabatan itu sesuai dengan terjadinya perkembangan citra diri seorang dewasa. Perkembangan citra diri ini membawa pula pengaruh bagi frekuensi, intensitas dan corak aktivitas para dewasa awal. Perkembangan jabatan yang semakin maju, membawa pula perkembangan dalam aktivitas social, yang selaras dengan perkembangan citra diri mereka.
Secara umum, perubahan dalam aktivitas social para dewasa awal bergerak dari keadaan “kesepian” dalam masa transisi ke arah mengambil bagian atau partisipasi sosial dan mengembangkan diri dalam aktivitas-aktivitas menuju kematangan sosial.
2. Pola Aktivitas Sosial
Pola aktivitas sosial lebih menunjuk pada tatanan hubungan antara individu-individu dalam aktivitas sosialnya. Ada 3 pola aktivitas sosial yaitu:
a) Pola pengelompokan sosial, merupakan satu tatanan hubungan individu dalam masyarakat yang beranggota besar, luas dan antara anggota satu dan anggota lainnya dapat terjadi hubungan antar anggota secara renggang, tidak akrab dan bahkan tidak saling mengenal.
b) Pola partisipasi, merupakan satu tatanan hubungan individu dalam masyarakat yang beranggota besar, namun antara satu dan lainnya terdapat hubungan saling kenal, rapat walaupun tidak terjadi hubungan kerja yang akrab.
c) Pola persahabatan, merupakan satu jalinan hubungan antara beberapa gelintir individu yang punya tujuan yang didasari bersama, antara dua atau lebih individu punya hubungan kerja sangat akrab.
3. Sasaran-sasaran Penting Aktivitas Sosial
Sasaran aktivitas sosial pada pokoknya terdiri atas tiga hal penting yaitu:
a) Sasaran menjadi pemimpin yaitu timbul dari dorongan untuk mendapatkan prestise sosial, pengembangan citra diri, pengembangan rasa percaya diri dan rasa diri untuk lingkungan sosialnya.
b) Sasaran menjadi populer yaitu sama halnya dengan dorongan untuk menjadi pemimpin yaitu mendapatkan prestise sosial, pengembangan citra diri, pengembangan rasa percaya diri dan mendapat rasa diri lebih berarti terutama popularitas dalam artian positif, berdasarkan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh si popular.
c) Sasaran Memperoleh status sosial tinggi yaitu merupakan aktifitas sosial dewasa awal yang sangat penting dan umumnya dibandingkan kedua sasaran aktifitas sosial karena menyankut puas atau tidaknya seseorang dalam status sosial di mana dia berada.
4. Batu Loncatan untuk Status yang Lebih Tinggi
Ada tiga jenis batu loncatan yang sering dilalui untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi yaitu:
a) Kesuksesan dan kemajuan jabatan, umumnya dicapai oleh orang dewasa awal dalam usia 30 tahun dan akan berkembang terus sampai mencapai kemantapan jabatan.
b) Mencapai tingkat pendidikan tinggi, merupakan satu batu loncatan sangat penting untuk mobilitas sosial para dewasa awal.
c) Perkawinan dan identifikasi pola tingkah laku sosial, adalah batu loncatan lain yang sering dilalui orang dewasa awal untuk mencapai status sosial tinggi yang umumnya dilakukan oleh status social menengah.
5. Akibat-akibat Psikis Mobilitas Sosial
Pada dasarnya seseorang yang berkecimpung dalam kancah mobilitas soial menghadapi dilemma sosial yang banyak dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berkecimpung dalam kancah tersebut. Mobilitas sosial sering kali menimbulkan rasa tertekan (stress) dan ketegangan (strains) dalam suatu keluarga.
5. PERKEMBANGAN MORAL
Moral sering dianggap sebagai prinsip dan patokan berhubungan dengan masalah benar dan salah oleh masyarakat tertentu, dapat pula diartikan sebagai perilaku yang sesuai dengan norma benar salah tersebut. Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya.
Tahap-tahap perkembangan moral:
a. Tingkat pra-konvensional yaitu menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
Tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu. Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri. Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
b. Tingkat Konvensional, Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
Tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya.
Tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme.
c. Pasca Konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral
Tahap lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak.
Tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondision


DAFTAR RUJUKAN

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa.Surabaya: Usaha Nasional
Santrock, Jhon Way. 2002. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Prayitno, Elida.2006. Psikologi Orang Dewasa. Padang :Angkasa Raya

Rabu, 14 Oktober 2009

5 Langkah untuk menjaga privasi kita di Facebook


5 Langkah untuk menjaga privasi kita di Facebook
itus jejaring sosial seperti Facebook dengan cepat menjadi cara paling populer untuk bertemu dengan orang lain, bersosialiasi dengan teman yang sudah kita kenal atau pun mencari teman-teman yang sudah lama tidak kita jumpai, namun situs jejaring sosial juga dapat dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk melakukan hal-hal yang 'mengancam'.

Layanan pencarian orang rutin kita gunakan untuk mencari orang di Facebook namun ini pun bisa menjadi masalah karena rincian informasi tentang diri kita bisa diketahui oleh orang lain dan membuka kemungkinan terhadap pencurian identitas.

Memang banyak dampak positif yang kita bisa ambil dari situs jejaring sosial seperti Facebook tapi ingatlah untuk mempertimbangkan resiko pencurian identitas sehingga ada baiknya mengurangi jumlah informasi yang orang lain dapat temukan pada diri kita.

Tips di bawah ini fokus kepada bagaimana mempertahankan privasi kita tanpa membahayakan penggunaan kontak online kita di Facebook.
1. Hati-hati terhadap teman palsu
2. Batasi aplikasi
3. Tinggalkan jaringan (networks)
4. Perketat setingan privasi kita
5. Batasi pencarian
BACA LENGKAP:__-->

Ubah windows xp dan vista jadi windows 7


pakah anda belum menggunakan Windows 7 tapi ingin bisa merasakan bagaimana tampilannya?

Windows 7 yang kemungkinan akan dirilis pada akhir tahun ini memang sudah ditunggu-tunggu. Selain karena menawarkan keamanan dan kestabilan yang lebih baik dibanding Windows Vista, Windows 7 pun dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan baru dan tampilan yang memikat.

Kalau anda saat ini masih menggunakan Windows Vista tapi ingin mencicipi bagaimana rasanya tampilan desktop Windows 7 maka anda bisa mengikuti 7 langkah dibawah ini yang dapat merubah tampilan desktop Windows Vista menjadi seperti Windows 7.
1. Dapatkan wallpaper Windows 7
2. Ubah Taskbar anda
3. Tingkatkan juga substansi serta gayanya
4. Tampilan start-up/log-on ala Windows 7
5. Nikmati aplikasi Aero di Windows 7
6. Upgrade Calculator yang ada di Windows Vista
7. Ubah Windows Media Player menjadi gaya Windows 7
BACA LENGKAP>-----

PEKEMBANGAN DEWASA AWAL MEMBINA KEHIDUPAN PEKAWIAN

PEKEMBANGAN DEWASA AWAL
MEMBINA KEHIDUPAN PEKAWIAN
A. Memilih Jodoh
Perkembangan pribadi tampak dari kemapuan mengambil keputuasan
Dalam memilih jodoh. Pernikahan lebih banyak terjadi pada periode–periode lainya. Sebelum memutuskan untuk menikah, seseorang perlu tahu siapa yang menjadi jodohnya. Oleh karana itu perlu diketahui cirri orang yang pantas dijadikan istri atau suami selagi ada peluang untuk mementukan jodoh. Proses pemilihan jodoh sangat kompleks.
1) Criteria pemilihan jodoh
a) Perasaan kebersamaan
b) Ketertarikan antara satu dengan yang lainya
c) Persamaan latar belakang sosial
d) Kemampuan untuk saling mengisi.
e) Kesiapan untuk menikah
f) Memiliki kemandirian ekonomi.
g) Memiliki keyakian agama yang sama.
h) Memiliki kepribadian yang cocok
i) Tidak memiliki sifat buruk, seperti peminum, penjudi narkoba, pelacur, gigolo dan sifat buruk lainya.
j) Beriman dan tidak mudah tergoda oleh harta dan oleh pria/ wanita lain.
k) Mudah membina saling pengertian.
l) Mudah saling mempercayai dan tidak mudah cemburu buta.
m) Menampakkan kematangan atau kedewasaan dalam tingkah laku sosial, emosional, moral, dan kognitif
n) Pendidikan yang setara atau mendekati.
Perbedaan umur sering menjadi permasalahan dalam pemilihan jodoh. Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa perbedaan umur yang ideal antara suami-istri adalah tujuh tahun. Namun menurut Blood (1972) pasangan remaja AS mengharapkan perbedaan itu lebih kurang tiga tahun. Bahkan dinyatakan oleh Blood bahwa di AS terjadi kecenderungan pria-pria menikahi wanita yang lebih tua 2 - 4 tahun dari dirinya dengan alasan agar hidup bersama lebih lama atau sam¬pai tua, karena harapan hidup pria lebih pendek dari wanita. Jika suami lebih muda daripada istrinya maka jumlah janda akan ber¬kurang. Indonesia lebih besar kecenderungan pria untuk memilih wanita yang lebih muda, karena pria merupakan pemimpin dan ber¬tanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarganya. Oleh karena itu ia harus lebih berwibawa, dihormati dan dituakan oleh istrinya.
Pada periode dewasa awal, menikah atau berkeluarga merupakan
suatu tugas perkembangan yang seharusnya dicapai sebagai tanda
matangnya perkembangan. Orang dewasa yang matang harus mampu
memfungsikan keluarganya secara sempurna sehingga keluarga
itu benar-benar bahagia. Ogburn (dikutip oleh Dixon dan Bouma,
1984) mengemukakan bahwa fungsi keluarga yang hendaknya di
bina oleh masing-masing pasangan menikah adalah sebagai berikut:.
a. Fungsi kasih sayang;
Dalamkeluarga, suami-istri seharusnya saling memberikan kasih sayang, perhatian,penghargaan,sokongan dan cinta erotik. Jika anak-anak mereka telah lahir. Maka, suami-istri sebagai orang tua harus memberikan kasih sayang penuh sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak mereka.
Kasih sayang orang tua yang diterima anak berpengaruh kepada
kepribadiannya sehingga anak cenderung dapat memberikan
kasih dan sayang pula kepada orang lain, termasuk orangtuanya.
b. Fungsi ekonomi;
Keluarga merupakan suatu unit ekonomi man¬diri untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Suami-istri harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja keras, halal dan tulus.
c. Fungsi status;
Keluarga memberi prestise dan status terhadap anggota-anggotanya, misalnya anda diberi status oleh keluarga anda, karena nama keluarga anda yang termasyhur karena ke¬baikan, kesalehan, kekayaan, dan keilmuwanannya.

d. Fungsi pendidikan;
Suami-istri bertanggung jawab untuk mem¬bimbing atau mendidik anak-anaknya dan memberikan kesem¬patan pendidikan dan latihan jabatan bagi para remajanya.
e. Fungsi keagamaan;
Keluarga adalah tempat pembentukan dasar-dasar keagamaan dalam diri anak-anak. Keluarga menjadi model dan memberi latihan cara-cara bertingkah laku beragama.
f. Fungsi perlindungan;
Anggota keluarga bertanggung jawab untuk saling memberi perlindungan. Orang tua memberikan perlindungan fisik maupun psikis terhadap anak-anaknya. Se¬baliknya setelah anak-anak itu besar maka ia bertanggung jawab melindungi dan memelihara orang tua mereka itu.
g. Fungsi kreasi;
Dalam keluarga perlu diciptakan suasana rekreasi atau situasi yang menyegarkan pemikiran dan perasaan se¬hingga anak dapat bergembira dan bersantai dengan saudara dan orang tua mereka. Suasana rekreasi dalam keluarga jauh lebih penting dari rekreasi di sekolah atau. masyarakat.
2) Peranan wanita dan pria
a) Wanita berperan sebagai Ibu
Kenyataan dalam masyarakat kita, peranan sebagai ibu rumah tangga dipandang lebih rendah daripada bekerja sebagai wanita karier atau bekerja untuk menghasilkan uang. Dalam keluarga, seorang ibu jarang mendapat penghargaan. Jika anak tidak sukses atau bermasalah, satu-satunya yang dituding sebagai sumber permasalahan adalah ibu, padahal banyak faktor lainnya yang menyebabkan anak bermasalah.

Peranan sebagai ibu yang paling mendasar adalah memberi kehangatan, kasih sayang, kesabaran, kelembutan, kesabaran, so¬kongan, pujian, dan pertolongan dalam membesarkan anak-anak¬nya. Peranan seperti ini perlu sokongan aspek lain seperti keadaan ekonomi yang memadai, suami yang menghargai, dan jumlah anak yang tidak banyak dengan jarak kelahiran yang tidak terlalu rapat.
b) Pria berperan sebagai Ayah
Peranan ayah dalam keluarga adalah sebagai pemimpin. Oleh karena itu tanggung jawab ayah adalah memberikan kesejahteraan, perlindungan fisik maupun psikis terhadap istri dan anak-anaknya. Peran ayah bukan hanya mencari uang tetapi juga memberikan kasih sayang, pendidikan, dan kebahagiaan secara utuh kepada istri dan anak-anaknya. Ayah berperan sebagai model dalam ber¬tingkah laku sosial terhadap anak-anaknya, baik anak perempuan maupun laki-laki. Perkembangan sifat-sifat sosial anak ditentukan oleh interaksi dengan ayah mereka. Ayah juga model dalam ber¬tingkah laku moral, disiplin dan cara memecahkan masalah. Ayah berperan dalam mengontrol anak yang lebih tua dan memelihara anak-anak yang masih kecil (Mac Hale & Crouter, 1996).
Kerjasama, saling menghormati dan keserasian antara ayah dan ibu dalam berinteraksi membantu perkembangan sikap positif anak baik laki-laki maupun perempuan. Tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu dalam memelihara anak-anak memudahkan mereka untuk mengatasi perubahan Aituas] kehidupan keluarga, karena ber¬bagai sebab, seperti kemunduran ekonomi, pindah rumah dan lain¬lain. Ibu pun tidak merasa terlalu dibebani dalam menghadapi ke¬sulitan keluarga karena terjadi berbagi peranan dengan suaminya, dan ibu menghormati sikap positif suaminya, sehingga menciptakan pasangan yang saling mengasihi, menghormati, menyokong yang menimbulkan kedamaian dalam. keluarga (Mith & Morgan, 1994).


B. Membina keluarga yang harmonis
Untuk menciptakan keluarga sebagai lingkungan yang kondusif bagi perkembangan mental yang sehat, suasana sosiopsikologis keluarga yang bahagia, khususnya perkembangan karakteristik pribadi anak yang saleh, agama Islam telah memberikan petunjuk atau rambu-rambu, yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bangunlah keluarga itu dengan melalui pernikahan yang sah berdasarkan syariat atau ketentuan agama.
2. Pernikahan itu hendaknya didasarkan kepada niat beribadah kepada Allah karena menikah adalah sunah Rasulullaah saw. (Annikaahu sunnatii famanlamyargobu 'an sunnatii falaisa minnii = nikah adalah sunahku, barang siapa yang membenci nikah berarti dia bukan umatku). Dengan demikian, suami dan istri, atau orang tua dan anak adalah mitra dalam beribadah kepada Allah.
3. Pada saat berhubungan suami-istri (jima' atau bersenggama), berdoalah kepada Allah agar diberi anak yang terhindar dari godaan setan. Doa yang diajarkan Rasulullah adalah Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allahumma jannibnasysyaithana, wajannibisysyaithana mimmaa razaqtanaa (dengan nama Allah, ya Allah jauhkan kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari rezeki/anak yang Engkau berikan kepada kami).
4. Perbanyaklah doa, Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota 'ayun waj'alnaa lilmuttaqiina imaamaa (Ya Allah Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari pasangan-pasangan kami (suami/istri) dan keturunan kami yang membahagiakan mata hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). Doa lain yang sebaiknya di-dawam-kan dalam rangka memohon anak yang saleh adalah Rabbii hablii minashshaalihiin (Ya Tuhanku anugerahkanlah kepadaku anak-anak yang saleh).
5. Pada saat istri mengandung, hendaknya melakukan beberapa amalan ibadah, (a) membaca Alquran (selama sembilan bulan mengandung, bacalah Alquran dari mulai surat Al-Fatihah s.d. surat Annaas, jangan hanya membaca surat-surat tertentu saja); (b) melaksanakan salat tahajud, dan memperbanyak doa setelahnya; (c) memperbanyak sedekah atau infak; dan (d) memperbanyak zikir kepada Allah, atau membaca kalimah tayyibah, seperti tasbih (subhaanallaah), tahmid (alhamdulillaah), takbir (Allaahu akbar), dan tahlil (laa ilaaha illallaah). Yang melakukan amalan ini bukan hanya istri, tetapi juga suami.
6. Menciptakan pola pergaulan yang ma'ruf (baik atau harmonis) antara suami-sitri, atau orang tua-anak.
7. Pada saat anak lahir, ucapkanlah kalimah tayyibah (minimal membaca tahmid); ada juga yang menyarankan untuk mengumandangkan (dengan suara yang lembut) azan pada telinga kanan anak dan iqomat pada telinga kirinya.
8. Pada saat anak sudah berusia tujuh hari, lakukan akekah bagi anak, yaitu menyembelih kambing/domba jantan (bagi anak laki-laki dua ekor, dan bagi anak perempuan satu ekor), mencukur rambut anak (rambut ini ditimbang seperti menimbang emas, hasilnya dihargai dengan harga emas, kemudian uangnya dibagikan kepada fakir miskin atau yatim piatu); dan memberi nama yang baik kepada anak (nama adalah doa). Pada acara ini undanglah keluarga, kerabat, atau tetangga dekat untuk bersama-sama mensyukuri nikmat dari Allah.
9. Pada saat anak sudah masuk usia taman kanak-kanak, didiklah mereka (melalui pengajaran, keteladanan, dan pembiasaan) tentang berbagai aspek kehidupan yang penting bagi perkembangan kepribadiannya yang mantap, seperti (a) mengajar rukun iman dan rukun Islam, mengajar dan membiasakan ibadah salat, memberikan contoh dalam membayar zakat atau infak, mengajar membaca Alquran, dan doa-doa; (b) melatih dan memberi contoh tentang cara merawat kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan, mandi, gosok gigi, makan dan minum yang teratur, membuang sampah pada tempatnya, memelihara kebersihan dan kerapihan rumah; (c) memberi contoh tentang bertutur kata yang sopan (sesuai dengan bahasa ibunya); dan (d) mengajar dan memberi contoh, teladan tentang tata krama (etika) bergaul dengan orang lain.
10. Bersikap tabah atau bersabar pada saat menghadapi masalah atau persoalan, karena dalam mengarungi kehidupan berkeluarga tidak steril atau tidak lepas dari masalah tersebut. Masalah-masalah yang mungkin dihadapi itu di antaranya sebagai berikut.
a. Adanya perbedaan kebiasaan, keinginan, dan sikap-sikap antara suami dan istri. Apabila suami dan istri kurang memiliki sikap saling memahami dan menerima, maka hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu pertengkaran atau perselisihan, sehingga iklim kehidupan keluarga dirasakan tidak harmonis (Sunda, awet rajet).
b. Penghasilan suami yang kurang mencukupi kebutuhan keluarga.
c. Minimnya biaya pendidikan dan kesehatan bagi anak.
d. Penyakit salah seorang anggota keluarga yang tidak sembuh-sembuh dan memerlukan perawatan yang cukup mahal.
e. Anak berperilaku nakal. (Sunda, baong, bedegong, basangkal).
f. Terjadinya perceraian yang dapat menyebabkan dampak yang kurang baik terhadap kehidupan keluarga, terutama terhadap nasib masa depan anak.
g. Suami atau istri berselingkuh (berzina), atau mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
h. Adanya sikap saling mendominasi antara suami dan istri.
(i) Salah seorang anggota keluarga mengalami gangguan/sakit jiwa.
(ii) Suami-istri atau orang tua kurang memperhatikan pengamalan nilai-nilai agama di lingkungan keluarga.
C. Masalah Perkawian ( Hidup Tanpa Nikah))
Orang dewasa tidak menikah bukan suatu hal yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh karena banyak kesulitan yang akan dihadapi orang yang tidak menikah, apalagi dalam masyarakat yang memen¬tingkan perkawinan sebagai ciri kehidupan orang dewasa. Perma¬salahan yang dihadapi misalnya kedekatan atau keakraban dengan orang lain sering dicurigai. Interaksi menjadi terbatas karena dapat dianggap menggoda orang lain. Keadaan ini lebih sulit bagi Nk anita. Wanita yang tidak menikah mudah menjadi objek godaan pria, karena dianggap orang yang kesepian. Pria yang tidak menikah dicurigai mengalami penyimpangan seks seperti impoten dan homoseksual.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan wanita tidak menikah. Pertama karena mereka asyik dengan kebebasan dan kehidupan yang glamor atau mewah. Mereka tidak tergantung secara ekonomi kepada orang lain atau pria. Mereka senang menikmati hidup tanpa ada orang lain ikut campur, apalagi dituntut melayani suami dan memelihara anak-anak. Menikah bukan merupakan target mereka. Kalau menemukan pria yang docok dengan harapannya maka baru¬lah mereka akan menikah, namun kalau tidak, mereka tidak mem¬pen-nasalahkan (Smith & Morgan, 1994)

D. Merawat dan memdidik anak
Ada tujuh tugas yang harus diprankan dari orang tua terhadap anak yaitu memberikan kasih sayang, pendidikan, biaya, keagamaan, status, perlindungan dan suasana yang menyenangkan atau rekreasi.
Menjadi orang tua di Negara kita berlangsung secara alamiah. Tidak pernah dilakukan proses belajar formal tentang membina keluarga. Orang tua membesarkan anak dengan cara meniru bagai mana ia dibesarkan oleh ilmu pengetahuan, ilmu perkembangan, kesehatan anak, gizi, dan cara berinteaksi dengan anak
Dinegara maju pendidikan menjadi orang tua dilakukann di rumah sakit, klinik psikologi, dan lembaga konselor.
sumber:
- Elida Prayitno, Psikologi Orang Dewasa , Angkasa Raya, Padang, 2006

- http://arisfotografi.multiply.com/journal/item/8

Ramalan gempa Sumatra barat

Ramalan Gempa Besar Picu Stres Masyarakat
Minggu, 11 Oktober 2009 16:32 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 1412 kali
Padang (ANTARA News) - Pakar gempa dari Universitas Andalas Padang, Badrul Mustapa Kemal, menyebut bahwa ramalan gempa besar yang beredar belakangan ini dapat memicu stress (tekanan jiwa) di kalangan masyarakat yang mengkhawatirkannya.

"Aktivitas perekonomian menjadi stagnan karena masyarakat takut ke luar rumah. Kepala keluarga malas bekerja dan lebih berkeinginan menjaga keluarganya di rumah," katanya di Padang, Minggu.

Tanggapan tersebut dikemukakannya sehubungan tayangan televisi yang menampilkan pernyataan peramal yang meramalkan akan kembali terjadi gempa di Sumatra pada 16 Oktober 2009 atau 2 Februari 2010 dan Oktober 2010.

Menurut dia, semua pakar gempa di dunia tidak pernah menyebutkan gempa dalam bentuk ramalan, tetapi dihitung melalui minggu, bulan dan tahun.

"Orang bisa membuat periodesasi berdasarkan perulangan gempa pada satu tempat dan kemudian baru menyatakan siklus tersebut. Ramalan tentang gempa tidak ilmiah dan itu tidak bisa dipercaya," katanya.

Dasarnya isu itu tidak bisa dipecaya terkait penelitian ilmiah sejumlah pakar yang menyebutkan di Siberut akan terjadi gempa besar, dan gempa tersebut sudah terjadi. Namun demikian hasil penelitian satu atau dua orang pakar itu bisa saja salah atau benar.

Salah atau benarnya isu tentang akan terjadinya gempa besar perlu diuji, ujarnya.

"Namun yang disesalkan, isu dari peramal itu ternyata menjadi menjadi konsumsi media yang kemudian mengeksposnya. Tayangan tersebut justru akan mengakibatkan warga menjadi stres dan kegiatan perekonomian menjadi stagnan," katanya.

Badrul menjelaskan, blok gempa di Siberut dengan siklus 200 tahun baru saja selesai. Sebab gempa pada 30 September 2009 dicatat BMKG dengan magnitude 7,6 SR, sedangkan Badan Geologi Amerika Serikat (USG) justru mencatat 7,9 SR.

Selanjutnya BMKG sudah meralat dan menyebut gempa di Sumatra mencapai 7,9 SR. Guncangan tersebut sudah cukup besar terutama terjadi di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.

Selanjutanya, gempa di Siberut sudah terjadi 10 April 2005, kemudian 16 Agustus 2009 sebesar 6,9 SR dan bahkan pada 30 September 2009 mencapai 7,9 SR.

Jika dipakai pola tersebut, katanya, diyakini tidak akan ada lagi gempa besar, begitu juga di Siberut dan Padang Pariaman termasuk Kota Padang.

"Atas kondisi tersebut, menyimak kembali pendapat pakar yang dikutip CNN, gempa di Sumatra justru mencapai 8,2 SR. Bahkan penelitian dari Jepang justru lebih besar dari itu," katanya yang mematok perhitungan dengan mengambil penelitian guncangan gempa di Sumatra berkekuatan 8,2 SR.

Gempa sebesar 8,2 SR itu, katanya, lagi tidak akan (sering) terjadi lagi di dunia, apalagi pada satu tempat dan mustahil akan terjadi berkali-kali juga pada satu tempat.

Terjadinya gempa berkekuatan besar, katanya, membutuhkan waktu (lama) untuk menghimpun energi yang cukup besar lagi.

"baca Lengkap :>

Senin, 12 Oktober 2009

LIPI: Potensi Gempa Dahsyat 8,8 SR di Sumbar


Kekuatan gempa tersebut adalah 30 kali lipat lebih besar dibandingkan di Padang.
VIVAnews - Pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan ada potensi gempa jauh lebih besar dibandingkan gempa yang terjadi di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Kekuatan gempa tersebut sebesar 8,8 SR dengan energi 30 kali lipat lebih besar dibandingkan di Padang dengan skala 7,6 SR," kata Dr Danny Hilman Natawidjaya, pakar gempa LIPI dalam penjelasannya kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat 2 Oktober 2009.

"Posisi pusat gempa berada di segmen Mentawai, Sumatera Barat," katanya. Sedangkan, gempa yang terjadi di Padang tidak mengurangi potensi pelepasan energi di segmen Mentawai, justru memicu pelepasan energi lebih cepat.

Dia mengatakan Tim Peneliti gempa dari LabEarth LIPI dan Tim Prof. Kerry Sieh dari Earth Observatory of Singapore, NTU sudah mulai meneliti sumber-sumber gempa bumi di Sumatra sejak tahun 1990 sehingga karakteristik kegempaan di Sumatera sudah cukup diketahui.

Menurut dia, dari penelitian itu dapat direkonstruksi siklus gempa besar di (zona subduksi) Mentawai sejak 1000 tahun lalu yang menurut rekonstruksi siklus tersebut periode ulangnya sekitar 200 tahunan.

Perioda gempa-gempa besar terakhir terjadi tahun 1797 dan 1833. Menariknya, kata dia, pelepasan akumulasi tektonik di akhir siklus gempa tersebut hampir selalu berupa kejadian gempa besar lebih dari satu kali.

Nah sejak gempa besar kembar tahun 1797 & 1833 tersebut status “zona subduksi (atau biasa disebut juga sebagai “megathrust”) dari segmen Mentawai sudah berada di siklus akhir. Gempa megathrust yang terjadi pada September 2007 bisa dianggap sebagai permulaan periode pelepasan tekanan tektonik tersebut.

"Dari hasil kalkulasi kami gempa 2007 tersebut hanya melepaskan tidak lebih dari 1/3 jumlah energi tekanan tektonik yang terakumulasi di Mentawai," kata dia.

Artinya, dia mengingatkan masih ada sekitar 2/3 energi lagi yang tersimpan. Apabila 2/3 ini dilepaskan sekaligus maka bisa menghasilkan gempa dengan kekuatan sampai 8,8 SR.

Jumat, 09 Oktober 2009

Subduksi Pelat Tektonik disumatra


suber:
kompas.com

Fakta Dan Data Gempa Padang


sumber:
kompas.com

RUMAH TAHAN GEMPA

Mulai Besok Harga Elpiji Naik!



KOMPAS/RIZA FATHONI
Pekeja mengisi tabung elpiji 12 kilogram di stasiun pengisian dan penimbunan bulk elpiji di kawasan Tanjung Barat, Jakarta.


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji tabung 12 kg sebesar Rp 100 per kg atau Rp 1.200 per tabung mulai 10 Oktober 2009 pukul 00.00 waktu setempat.

Juru bicara Pertamina, Basuki Trikora Putra, di Jakarta, Jumat (9/10) malam, mengatakan, kenaikan harga tersebut dilakukan karena menyesuaikan dengan harga elpiji internasional. "Kami akan memberikan pelayanan yang lebih baik melalui kenaikan ini," katanya.

Dengan kenaikan tersebut, maka harga elpiji 12 kg di tingkat agen naik dari Rp 69.000 per tabung menjadi Rp 70.200 per tabung. Harga Rp 69.000 tersebut baru di tingkat agen setelah mencapai konsumen harga elpiji 12 kg menjadi sekitar Rp 75.000-Rp 78.000 per tabung, karena masih ditambah ongkos angkut dan marjin pengecer.

Pertamina, lanjut Basuki, meminta pengguna elpiji 12 kg tidak mengalihkan ke elpiji 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Kekhawatiran tersebut karena harga tabung 3 kg tidak berubah yakni tetap Rp 4.250 per kg atau Rp 12.750 per 3 kg.

Selain harga tabung 12 kg, Pertamina juga menaikkan harga tabung 6 kg dan 50 kg juga sebesar Rp 100 per kg. Harga elpiji tabung 6 kg menjadi Rp 5.850 per kg atau Rp 35.100 per 6 kg dan kemasan 50 kg naik menjadi Rp 7.355 per kg atau Rp 367.750 per tabung 50 kg.

Pertamina mengaku, akan rugi hingga Rp 2,3 triliun dalam bisnis penyediaan elpiji kemasan 12 kg pada tahun 2009. Kerugian tersebut karena adanya selisih harga elpiji internasional sesuai patokan "contract price" (CP) Aramco dengan harga jual ke konsumen.

Harga elpiji CP Aramco rata-rata selama Januari-Oktober 2009 mencapai 479 dolar AS per metrik ton, sedangkan sepanjang tahun 2008 mencapai 780 dollar AS per metrik ton. Sesuai patokan harga CP Aramco tersebut, maka kini harga elpiji internasional mencapai Rp 8.343 per kg.

Sementara itu, harga jual elpiji 12 kg ke konsumen di tingkat agen mencapai Rp 5.750 per kg atau ada selisih sekitar Rp 2.500 per kg yang ditutup Pertamina. Kenaikan sebesar Rp 100 per kg atau Rp 1.200 per tabung 12 kg tersebut direncanakan per bulan hingga mencapai keekonomiannya.

RS Darurat Amerika Dipadati Korban Gempa

Breaking News / Sosbud / Kamis, 8 Oktober 2009 22:45 WIB

Metrotvnews.com
, Padang: Bantuan asing untuk korban gempa di Sumatra Barat terus mengalir. Salah satunya, rumah sakit darurat bantuan Amerika Serikat yang dibangun di Rumah Sakit Muhammad Jamil Padang, Sumbar.

Setiap hari sekitar 150 pasien berobat ke RS darurat Amerika itu. Mereka yang datang tidak hanya korban gempa, tetapi juga warga Padang lainnya yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan.

Di bagian lain, pasca-gempa 30 September lalu yang meluluhlantahkan Padang Pariaman, bantuan logistik belum secara merata dibagikan kepada warga korban gempa. Hal ini karena lokasi korban gempa yang sulit dijangkau kendaraan roda empat.

Helikopter milik TNI kurang dimanfaatkan untuk mendistribusikan bantuan kepada korban gempa bumi di sejumlah lokasi di Sumbar yang tak dapat ditembus kendaraan roda empat. Seharusnya, sehari setelah gempa, TNI mengirim satu helikopter. Namun, baru Jumat dan Sabtu lalu TNI memanfaatkan tiga jenis helikopter untuk mengangkut logistik bantuan ke korban gempa di daerah yang terisolasi.

Hal itu diakui Asisten Operasi Komando Daerah Militer I Bukit Barisan, Kolonel Binarko. Menurut dia, ini karena pemda setempat kurang koordinasi dengan pihak TNI untuk menyalurkan bantuan ke lokasi bencana yang terisolasi.(DSY)

Rabu, 07 Oktober 2009

Warga Simelue Termakan Isu Tsunami, Bupati Telepon BMKG


MEDAN, KOMPAS.com - Bupati Simelue, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Darmili harus menghubungi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan memastikan isu tsunami yang melanda pulau itu pascagempa 7,6 skala richter menguncang Sumbar, Rabu sore.

"Malam ini baru saja Bupati Simelue menelpon kami untuk memastikan tsunami di daerah itu yang katanya akan terjadi malam ini," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah I Medan, Hendra Suwarta, di Medan, Rabu malam.

Dia mengatakan, pascagempa berkekuatan 7,6 SR yang terjadi pada pukul 17:16 WIB yang kemudian disusul gempa kedua dengan intensitas 6,2 SR pukul 17:38 WIB, sehingga beredar isu tsunami segera melanda Pulau Simelue.

Isu tersebut langsung cepat menyebar dikalangan masyarakat yang tinggal di pulau yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera atau Samudera Hindia dengan jarak sekitar 150 kilometer dari lepas pantai barat Aceh.

Akibatnya, sebagian warga "termakan" isu tersebut sehingga bersiap-siap untuk mengungsi ke dataran yang lebih tinggi sehingga bupati Suimelue gusar akan isu tersebut. "Bupati mendapat informasi dari warga, bahwa malam ini akan terjadi tsunami dan kami menyatakan itu hanya isu. Sebab dari pantauan satelit musibah itu (tsunami) tidak akan terjadi," jelasnya.

BBMKG Wilayah I Medan juga mengimbau kepada warga di Sumbar dan provinsi lainntya yang merupakan wilayah kerja kantor itu yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau tidak mudah dengan isu tsunami pascagempa.

"Kami mengimbau warga tidak mudah percaya dengan isu-isu tsunami karena dikhawatirkan ’kabar burung’ itu akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Sebelumnya pada Rabu, (30/9) pukul 17:16 WIB gempa berkekuatan 7,6 SR terjadi di Sumatera Barat dengan pusat gempa berada di 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman 71 km di dasar laut 57 kilometer arah barat daya Pariaman.

Gempa susulan juga terjadi di sekitar daerah itu dengan kekuatan 6,2 SR pukul 17:38 WIB berada di 0,72 Lintang Selatan dan 99,94 Bujur Timur dengan pusat gempa 110 kilometer di dasar laut pada 22 kilometer barat daya Pariaman.

Akibat peristiwa itu hingga Rabu (30/9) pukul 23:00 WIB dilaporkan sedikitnya 75 orang warga Sumbar dinyatakan tewas dan diperkirakan ratusan orang masih tertimbun reruntuhan bangunan rumah dan gedung.

Anggrek Species Baru Bibirnya Lebih Pendek


JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan penemuan spesies baru anggrek yang diberi nama Dipodium brevilabium D.Metusala & P.O'Byrne, yaitu bunga yang ditemukan di belantara Papua.

Menurut peneliti LIPI Destario Metusala, Selasa (8/9), spesies itu ditemukannya bersama dengan peneliti Singapura Peter O`Byrne dalam suatu penelitian sejak awal 2008.

Penemuan yang menjadi bukti bahwa Indonesia masih menyimpan keragaman hayati yang belum terungkap itu, menurut Desatrio, telah dipublikasikan di jurnal anggrek internasional (Internasional Orchid Review) di Inggris pada September.

Disebutkan, Genus Dipodium sp memiliki sekitar 25 spesies yang tersebar dari Indo-China hingga Australia dan kepulauan Pasifik Barat.

Genus itu dianggap sulit oleh para taksonom dunia karena memiliki bentuk bunga yang serupa dengan strukur bibir bunga (labellum) yang hampir konsisten.

Seperti kerabat Dipodium sp lainnya di Indonesia, anggrek Dipodium brevilabium juga berperawakan menyerupai tumbuhan pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), karena itu seringkali masyarakat menyebutnya dengan nama anggrek pandan.

Perbungaan anggrek itu secara total dapat mencapai 35 kuntum, dengan masa mekar total sekitar 15-20 hari. Bunganya yang berdiameter 3,3-3,7 cm itu memiliki warna dasar kuning dengan corak totol berwarna merah kecoklatan.

Anggrek Dipodium brevilabium memiliki karakter morfologi unik yang membedakan dengan spesies Dipodium lainnya, yaitu bibir bunganya yang sangat pendek dengan lobus tengah berbentuk membulat.

Nama "brevilabium" pada spesies ini pun diambil berdasarkan bentuk bibirnya yang pendek.

Dari sisi budidaya, anggrek ini cukup adaptif pada ketinggian 200-700 m dpl, dengan intensitas cahaya 50-70 %.

Yang paling penting diperhatikan adalah pengaturan kelembaban pada media tumbuh serta sirkulasi udaranya, karena anggrek ini sangat rentan oleh serangan jamur yang dapat menyebabkan bercak pada daun hingga busuk pucuk. Anggrek Dipodium brevilabium diperkirakan memiliki area distribusi yang terbatas hanya di Indonesia.